Macam-macam Bahan Alami Pewarna Batik
Pewarnaan pada batik menjadi salah satu unsur penting dalam menciptakan
karya seni batik yang indah. Tak sulit menemukan bahan pewarna batik
karena dengan mudahnya kita akan mendapatkannya di toko-toko yang
menjual bahan dan alat-alat keperluan membatik. Namun terkadang di dalam
proses pewarnaan kain batik, banyak pengrajin batik yang belum mengolah
limbahnya secara benar. Air bekas cucian yang bercampur dengan
bahan-bahan kimia termasuk juga bahan pewarna batik, dialirkan
begitu saja ke selokan, yang akhirnya meleber ke tengah jalan. Bahkan
ada juga yang mengalirkannya langsung ke sungai. Alhasil sungai menjadi
berubah warna dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Limbah tersebut
dapat membunuh organisme yang hidup di dalam sungai yang berdampak buruk
pada kelangsungan hidup ikan dan hewan lain yang ada di dalamnya.
Untuk memperkecil resiko yang ditimbulkan dari limbah batik, penggunaan
bahan pewarna alami batik mungkin bisa menjadi salah satu pilihan.
Selain lebih ramah lingkungan, dengan menggunakan bahan pewarna alami
juga dapat menghasilkan warna-warna batik klasik yang alami.
Bahan pewarna alami batik bisa didapat dari bahan tumbuh-tumbuhan yang
di ekstrak. Bahan tersebut bisa berasal dari akar, batang, kulit, daun,
bunga maupun buahnya. Dari bahan-bahan tersebut akan dihasilkan
warna-warna yang beragam meski tidak selengkap bila menggunakan zat
pewarna batik kimia.
Ada banyak sekali bahan pewarna alami untuk batik yang bisa digunakan.
Berikut ini beberapa contoh bahan-bahan alami yang dapat dijadikan
sebagai bahan pewarna batik alami.
Daun Teh
Selain dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman, bagian daun teh
yang sudah tua juga bisa dimanfaatkan untuk membuat zat pewarna alami
batik. Bagian daun teh ini setelah diolah akan menghasilkan warna
cokelat.
Daun Alpukat
Alpukat merupakan buah yang sangat baik untuk kesehatan tubuh karena
banyak mengandung vitamin di dalamnya. Selain buahnya, daun alpukat bisa
juga dimanfaatkan sebagai pilihan lain bahan pewarna batik alami yang
dapat menghasilkan warna hijau kecokelatan pada batik.
Daun Jati
Pohon Jati merupakan salah satu tanaman dengan tekstur kayu keras dan
sering menjadi bahan pembuatan mebel dan bahan bangunan rumah dengan
kualitas baik. Daunnya yang lebar dapat digunakan untuk membungkus nasi
(pada jaman dahulu) yang akan membuat cita rasa nasi menjadi lebih
sedap. Selain itu, daun jati juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pewarna alami batik. Yang digunakan adalah daun jati yang masih muda.
Daun muda inilah yang dapat menghasilkan warna merah kecokelatan pada
batik.
Indigo/ Tarum/ Nila
Tarum merupakan salah satu tanaman yang termasuk ke dalam suku polong-polongan. Masyarakat Jawa menyebut tanaman ini Tom. Tarum biasa digunakan sebagai pewarna kain yang dapat menghasilkan warna biru.
Kulit Pohon dan Daun Mangga
Pohon mangga selain menghasilkan buah yang segar untuk dimakan, bagian
kulit kayu pohon ini bisa digunakan sebagai bahan dasar membuat pewarna
alami batik. Kulit kayu dan daun pohon mangga dapat menghasilkan warna
hijau alami pada batik.
Akar Pace/ Mengkudu
Tanaman mengkudu masih cukup mudah dijumpai di sekitar kita. Tanaman ini
termasuk tanaman obat yang bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Bagian
yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami batik adalah akarnya. Akar
mengkudu akan menghasilkan warna merah.
Daun Andong
Andong merupakan jenis tanaman yang biasanya ditanam di halaman rumah
sebagai tanaman hias. Tanaman ini berasal Asia Timur dan dapat tumbuh
dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1.900 meter di atas
permukaan laut. Andong termasuk tanaman perdu yang tumbuh tegak dengan
tinggi mencapai 4 meter. Andong mempunyai daun tunggal dengan warna
hijau dan merah kecokelatan. Dari daun inilah yang dapat menghasilkan
warna hijau ketika diolah menjadi bahan alami batik.
Kelapa
Pohon kelapa merupakan salah satu pohon yang seluruh bagiannya dapat
dimanfaatkan oleh manusia, mulai dari akar, batang, buah, daun, kulit
kayu dan bagian lainnya. Untuk pembuatan bahan pewarna alami batik, yang
digunakan adalah sabutnya, yang merupakan kulit terluar dari buah
kelapa. Warna yang dihasilkan dari sabut kelapa adalah warna krem
kecokelatan.
Putri Malu
Putri malu dapat dijumpai di mana saja mulai dari pinggir jalan,
semak-semak, atau pun di kebun-kebun. Ciri khas tanaman putri malu
adalah daunnya akan menutup ketika tersentuh. Bagian yang bisa digunakan
sebagai bahan pewarna alami adalah bunga dan daun. Bagian ini akan
menghasilkan warna kuning kehijau-hijauan.
Kulit Secang
Secang juga masuk ke dalam keluarga polong-polongan. Kulit pohonnya
dapat diolah menjadi bahan pembuatan minuman penyegar. Di tiap daerah
dan negara, secang mempunyai nama yang berbeda. seperti seupeueng
(Aceh), sepang (Gayo), sopang (Toba), lacang (Minangkabau), secang
(Sunda), secang (Jawa), secang (Madura), sepang (Sasak), supa (Bima),
sepel (Timor), hape (Sawu), hong (Alor), sepe (Roti), sema (Manado),
dolo (Bare), sapang (Makasar), sepang (Bugis), sepen (Halmahera
selatan), savala (Halmahera Utara), sungiang (Ternate), roro (Tidore),
sappanwood (Inggris), dan suou (Jepang).Selain dijadikan bahan minuman,
kulit kayu secang juga dapat digunakan sebagai warna alami batik yang
menghasilkan warna merah.
Kunyit
Siapa pun pasti sudah mengenal dengan baik dengan yang namanya Kunyit.
Karena kunyit merupakan salah satu tanaman yang sering dijadikan bahan
bumbu masakan yang kita santap sehari-hari. Kunyit juga dimanfaatkan
sebagai obat herbal alami yang dapat menyembuhkan jenis penyakit
tertentu. Selain itu, kunyit juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pewarna alami batik. Bagian tanaman yang digunakan adalah umbinya yang
akan menghasilkan warna kuning.
Bawang Merah
Selain bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masak, bawang merah juga bisa
digunakan untuk bahan pewarna alami batik. Bahan yang dapat diambil
adalah bagian kulit yang dapat menghasilkan warna jingga kecokelatan.
Itulah contoh dari beberapa bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna batik.
Karena berasal dari bahan alami, menjadikan bahan pewarna ini lebih
ramah lingkungan. Dengan menggunakan pewarna alami maka secara tidak
langsung kita telah turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian
lingkungan.
Sumber : http://kesolo.com/mengenal-bahan-pewarna-alami-batik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar