Rabu, 25 November 2015

PENGERTIAN DAN SEJARAH BATIK

PDF Print E-mail
Pengertian Batik
Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan.setelah itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.
Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang berarti titik / matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik” (Indonesia Indah ”batik”, 1997, 14). Di samping itu mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” akan tetapi seharusnya”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain ialah melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.

Sejarah Perkembangan Batik
Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Jaman Kerajaan Majapahit
Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang juga tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu clash tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu, ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.

Jaman Penyebaran Islam
Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang diasuh Kyai Hasan Basri. Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren Tegalsari mendidik anak didiknya untuk menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.

Batik Solo dan Yogyakarta
Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada masa raja Panembahan Senopati. Plered merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan, keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat biasa.
Ketika masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang menyebabkan keluarga kerajaan yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah lain seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo, Tulung Agung dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di kalangan luas.

Batik di Wilayah Lain
Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah perang Diponegoro, batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah Banyumas. Batik Banyumas dikenal dengan motif dan warna khusus dan dikenal dengan batik Banyumas. Selain ke Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga ada yang menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik di daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.
Selain di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal ini terjadi karena masyarakat dari Jawa Tengah merantau ke kota seperti Ciamis dan Tasikmalaya. Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah Wurug, Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai berkembang dari keraton dan mempunyai ciri khas tersendiri. 
Sumber : http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/index.php?option=com_content&view=article&id=205&Itemid=232
 

KWUNIKAN BATIK SOLO

Keunikan Batik Solo Bermotif Sogan

Pada awal sejarah dikenalnya batik oleh masyarakat Indonesia,hanya keluarga kerajaan keraton Solo yang boleh mengenakan batik.Motif batik yang dikenakan waktu itu memiliki makna yang dalam.Untuk beberapa motif,malahan hanya dipakai saat-saat tertentu saja.Misalnya saat ada kelahiran,pertunangan maupun pernikahan dan kematian.Motif yang terdapat pada jarik yang dikenakan memiliki arti tersendiri yang berkaitan dengan acara yang diikuti saat itu.

Saat ini,batik modern Solo sudah berkembang sangat pesat,bahkan beberapa perancang kita memamerkan hasil rancangan mereka berupa gaun malam yang indah,dengan bahan dasar batik.
Salah satu motif batik unik Solo adalah sogan.Batik yang satu ini,memiliki warna khas tersendiri ,yaitu coklat tanah.Adapun motifnya bermacam-macam dan tentu saja tampak apik dan elegan.Si pemakai kan tampil lebih anggun.Jika ingin memiliki batik sogan,anda dapat membelinya disini http://batik-modern.net/
Batik sogan solo inilah salah satu dari sekian banyak  yang dipamerkan di jakarta dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional tanggal 2 oktober.Sejumlah pengusaha batik ,memamerkan hasil produksi mereka kepada masyarakat,bahkan juga ada kunjugan dari beberapa mahasiswa dari Amerika yang mencoba mempraktekkan cara membuat batik tulis.
Mereka menggambar pola di kain,dan menorehkan malam dengan canting layaknya pengrajin batik.Walaupun hasilnya tentu saja jauh dari rapi,namun mereka bangga karena sudah langsung praktek bagaimanakah proses membatik dilakukan.Hasil dari pembatikan mereka,dibawa pulang sebagai oleh-oleh untuk keluarga mereka
 Sumber : http://questiontheculture.blogspot.co.id/2014/11/keunikan-batik-solo-bermotif-sogan.html

Selasa, 24 November 2015

CARA MERAWAT BATIK YANG BENAR

Cara Merawat Batik Yang Benar

Picture Nah, akhirnya saya memiliki kesempatan lagi untuk mengulas ide - ide yang saya miliki mengenai cara merawat batik yang baik dan benar supaya batik kesayangan anda dapat bertahan lama dan tidak mudah luntur loh..

Yap. Tips cara merawat batik yang benar ini dapat anda jadikan referensi agar batik kesayangan anda menjadi terlihat selalu baru. Kami pun telah meringkas ide kami menjadi 7 tips unik menarik.

Nah, berikut ini merupakan tips cara merawat batik yang benar yang perlu anda ketahui, yaknu :
1. Hindari penggunaan sabun deterjen, karena sifatnya terlalu keras dalam mengikis warna yang menempel pada kain.
2. Mencuci dengan cairan khusus yang banyak dijual di pasaran (lerak) atau shampoo. Larutkan air sampo sehingga tidak ada bagian yang mengental, sehingga tidak merusak warna kain .

3. Mencuci kain batik cukup dengan dikucek lembut, terutama pada bagianyang kotor saja. Tidak perlu diperas, cukup ditarik bagian ujung-ujungnya saja agar kain batik lurus kembali.

4. Hindari menjemur kain/baju batik di tempat yang langsung terkena sinar matahari, cukup dijemur ditempat teduh atau diangin-anginkan saja.

5. Hindari menyetrika langsung kain/baju batik  (setrika bagian dalamnya saja) atau lapisi dengan kain lain pada saat disetrika.

6. Hindari menyemprot langsung kain/baju batik dengan parfum atau pengharum badan yang lainnya, karena akan merusak warna pada corak batik.

7. Pada saat menyimpan kain/baju batik di lemari, hindari menggunakan kapur barus dan sejenisnya, karena akan merusak kain. Untuk mengusir ngengat gunakan lada yang dibungkus dengan tissue, letakkan di sudut lemari pakaian.

Nah, sekarang bagaimana? Dengan pemberian tips cara merawat batik yang benar ini dapat membantu esulitan anda dalam menjaga kualitas baju batik kesayangan anda agar selalu tetap bertahan lama,ya.

Dan semoga artikel kami yang berjudul " Tips Cara Merawat Batik Yang Benar " dapat bermanfaat untuk anda semua. Dan semoga tips cara merawat batik yang benar ini akan berguna jika anda mengikuti tahap yang benar sesuai dengan pemberian tips kami.
Sumber :

CANTING BATIK DAN KEGUNAANNYA

Canting Batik dan Bagiannya
Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting batik terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk atau carat fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam (lilin). Supaya keluarnya lebih lancar, ujung cucuk ini ditiup dahulu untuk mendinginkan suhu malam. Nyamplung fungsinya sebagai tempat untuk memasukkan malam panas. Cucuk dan nyamplung terbuat dari tembaga, karena tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting batik yang ketiga adalah pegangan canting batik yang terbuat dari bambu. Pada umumnya canting batik terbuat dari tembaga, dalam perkembangannya fungsi tembaga digantikan dengan teflon. Bahkan saat ini ada canting batik elektrik yang pemanasnya langsung ke nyamplung canting, jadi tidak perlu di panaskan di dalam wajan.
Bentuk dan bagian-bagian canting batik:
Bagian-bagian Canting Batik
  1. Gagang terong, yaitu tangkai canting batik yang terletak pada bagian belakang untuk ditancapkan pada tangkai yang sebenarnya dan umumnya terbuat dari bambu.
  2. Nyamplungan, yaitu badan utama canting batik dan berbentuk oval agak pipih. Fungsinya untuk menciduk dari tempat cairan malam. Dinamakan nyamplungan karena bentuk dan besarnya menyerupai nyamplung yaitu nama buah-buahan.
  3. Carat/cucuk. Carat atau cucuk terletak pada bagian paling depan dan berbentuk seperti pipa melengkung. Fungsinya untuk jalan keluarnya cairan malam.
Sebagai alat untuk melukis batik, canting batik dibedakan menjadi beberapa macam, canting batik menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting batik menurut banyaknya cucuk atau carat.
1. Canting Batik Menurut Fungsinya
Canting Batik Rengreng
Canting batik ini mempunyai cucuk tunggal dan tidak terlalu besar, diameter 1-2.5 mm. Fungsinya untuk membuat pola pertama pada batik tulis atau terkenal dengan istilah merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada isian maupun tembokan atau pulasan pada kain.
Canting Batik Isen
Canting batik isen mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan, diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm.
2. Canting Batik Menurut Ukurannya
Canting Batik Cucuk Kecil
Adalah canting batik bercucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng.
Canting Batik Cucuk Sedang
Canting batik ini digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
Canting Batik Cucuk Besar
Digunakan untuk membuat pola-pola yang berukuran besar. Pola tersebut dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan. Tapi tidak semuanya pola diperlakukan seperti itu karena akan memakan waktu yang lebih lama untuk memilih pola yang akan diperbesar. Di daerah Trusmi, Cirebon canting batik ini digunakan untuk membuat tembokan atau pulasan pada kain, biasanya ujung cucuk ditambah dengan balutan kain sehingga diameter yang didapat lebih besar.
3. Canting Batik Menurut Banyaknya Cucuk atau Carat
Canting Batik Cecekan
Canting batik ini tergolong canting isen yang mempunyai carat tunggal. Fungsinya sebagai pembuat titik-titik isen atau isen lainnya seperti isen ukel, pada motif batik.
Canting Batik Loron
Diambil dari kata loro (dua dalam bahasa jawa), yang berarti canting batik ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap pada pola batik seperti batasan pada bogem.
Canting Batik Telon
Canting batik telon mempunyai cucuk tiga berbentuk segitiga sama sisi. Fungsinya untuk membuat pola isen yang berbentuk segitiga.
Canting Batik Prapatan
Bentuk canting batik prapatan cucuknya mempunyai empat buah dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting batik isen lainnya sebagai pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
Canting Batik Liman
Mempunayai cucuk lima dengan titik berbentuk lingkaran. Satu sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
Canting Batik Byok
Canting batik ini cucuknya berjumlah tujuh atau lebih biasanya jumlahnya ganjil. Fungsinya untuk membuat lingkaran
Canting Batik Galaran
Canting batik galaran atau renteng mempunyai mata cucuk yang berbaris dari atas kebawah, jumlahnya empat atau lebih, biasanya berjumlah genap.

PEWARNA PADA BATIK

PEWARNA PADA BATIK.
Yang dimaksud pewarna atau zat pewarna batik adalah zat warna tekstil yang dapat digunaka dalam proses pewarnaan batik baik dengan cara pencelupan maupun coletan pada suhu kamar sehingga tidak merusak lilin sebagai perintang warnanya.Beberapa bahan warna sintetis yang sering digunakan untuk mewarnai batik antara lain:.
A. NAPHTOL
Zat pewarna sintetis ini digunakan dalam proses pewarnaan dengan teknik celup,terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi berbeda yakni naphtol dasar dan pembangkit warna.
Naphtol dasar (penaphtolan) biasanya digunakan pertama kali dalam proses pewarnaan, pada pencelupan pertama ini warna belum nampak dalam kain, untuk membangkitkan warna dalam kain dibutuhkan larutan garam diazonium sehingga akan memunculkan warna sesuai yang diinginkan.
Secara teknis Naphtol tidak bisa larut dalam air,untuk melarutkannya biasanya para perajin menggunakan zat lain seperti kostik soda.
1. Jenis-Jenis Warna Naphtol .
Zat warna naptol terdiri dari komponen naptol sebagai komponen dasar dan komponen pembangkit warna yaitu garam diazonium atau disebut garam naptol.
Naptol yang banyak dipakai dalam pembatikan antara lain: 1. Naptol AS-G
2. Naptol AS-LB
3. Naptol AS-BO
4. Naptol AS-D
5. Naptol AS Naptol AS.OL
6. Naptol AS-BR
7. Naptol AS.BS
8. Naptol AS-GR
Garam diazonium yang dipakai dalam pembatikan antara lain: 1. Garam Kuning GC
2. Garam Bordo GP
3. Garam Orange GC
4. Garam Violet B
5. Garam Scarlet R
6. Garam Blue BB
7. Garam Scarlet GG
8. Garam Blue B
9. Garam Red 3 GL
10. Garam Black B
11. Garam Red B
2. Resep Zat Warna Naptol .
Resep Zat warna napthol yang umum banyak digunakan adalah :
1. Zat Warna Napthol 3 gr/liter.
2. Kostik soda 1/2 (setengah) dari jumlah Zat Warna Napthol.
3. Garam Napthol adalah 3 kali jumlah Zat Warna Naphtol.
3. Cara Pewarnaanya .
Zat warna ini merupakan zat warna yang tidak larut dalam air.Untuk melarutkannya diperlukan zat pembantu yaitu kostik soda. Pencelupan naphtol dikerjakan dalam 2 tingkat.
1) Pertama
:
Pencelupan dengan larutan naphtolnya sendiri (penaphtolan). Pada pencelupan pertama ini belum diperoleh warna atau warna belum timbul.
2) Kedua
:
Kemudian dicelup/dibangkitkan dengan larutan garam diazodium, dan akan diperoleh warna yan dikehendaki.Tua muda warna tergantung pada banyaknya naphtol yang diserap oleh serat.
B. INDIGOSOL
Zat warna indigosol adalah jenis zat warna Bejana yang larut dalam air. Larutan zat warnanya merupakan suatu larutan berwarna jernih. Pada saat kain dicelupkan ke dalam larutan zat warna belum diperoleh warna yang diharapkan. Setelah dioksidasi / dimasukkan ke dalam larutan asam (HCl atau H2SO4) akan diperoleh warna yang dikehendaki.
Obat pembantu yang diperlukan dalam pewarnaan dengan zat warna indigosol adalah Natrium Nitrit (NaNO2) sebagai oksidator. Warna yang dihasilkan cenderung warna-warna lembut / pastel.Dalam pembatikan zat warna indigosol dipakai secara celupan maupun coletan.
1. Jenis-Jenis Warna Indigosol .
Zat warna Indigosol atau Bejana Larut adalah zat warna yang ketahanan lunturnya baik, berwarna rata dan cerah. Zat warna ini dapat dipakai secara pencelupan dan coletan. Warna dapat timbul setelah dibangkitkan dengan Natrium Nitrit dan Asam/ Asam sulfat atau Asam florida.
Jenis warna Indigosol antara lain: 1. Indigosol Yellow Indigosol Green IB
2. Indigosol Yellow JGK Indigosol Blue 0 4 B
3. Indigosol Orange HR Indigosol Grey IBL
4. Indigosol Pink IR Indigosol Brown IBR
5. Indigosol Violet ARR Indigosol Brown IRRD
6. Indigosol Violet 2R Indigosol Violet IBBF.
2. Cara Pewarnaannya .
Zat warna Indigosol biasa digunakan untuk menghasilkan warna-warna yang lembut pada kain batik, dapat dipakai dengan teknik celup maupun colet (kuas). Proses penggunaan zat warna Indigosol juga hampir sama dengan penggunaan Naphtol, pencelupan dibutuhkan dua kali proses.
Proses pertama sebagai pencelupan dasar dan yang kedua untuk membangkitkan warna. Warna akan dapat muncul sesuai yang diharapkan setelah dilakukan oksidasi, yankni memasukkan kain yang telah diberi Indigosol ke dalam larutan asam sulfat atau asam florida (HCl atau H2SO4) ataupun Natrium Nitrit (NaNO2).
C. RAPID.
Merupakan salah satu zat warna yang biasa dipakai untuk membatik dengan teknik colet. Terdiri dari campuran naphtol dan garam diazonium yang distabilkan. Untuk membangkitkan warna biasanya digunakan asam sulfat atau asam cuka.
E. ZAT WARNA REAKTIF
Zat warna reaktif umumnya dapat bereaksi dan mengadakan ikatan langsung dengan serat sehingga merupakan bagian dari serat tersebut. Jenisnya cukup banyak dengan nama dan struktur kimia yang berbeda tergantung pabrik yang membuatnya.
Salah satu yang saat ini sering digunakan untuk pewarnaan batik adalah Remazol. Ditinjau dari segi teknis praktis pewarnaan batik dengan remazol dapat digunakan secara pencelupan, coletan maupun kuwasan.
Zat warna ini mempunyai sifat antara lain : a. Larut dalam air.
b. Mempunyai warna yang briliant dengan ketahanan luntur yang baik.
c. Daya afinitasnya rendah.
Untuk memperbaiki sifat tersebut pada pewarnaan batik diatasi dengan cara kuwasan dan fixasi menggunakan Natrium silikat.
1. Jenis Jenis Zat Warna Reaktif .
Zat warna reaktif bisa digunakan untuk pencelupan dan pencapan (printing). Zat warna reaktif berdasarkan cara pemakaiannya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Reaktif dingin dan reaktif panas.
Untuk zat warna reaktif dingin salah satunya adalah zat warna procion,dengan nama dagang Procion MX, yaitu zat warna yang mempunyai kereaktifan tinggi dan dicelup pada suhu rendah.
Zat warna reaktif termasuk zat warna yang larut dalam air dan mengadakan reaksi dengan sera selulosa, sehingga zat warna reaktif tersebut merupakan bagian dari serat. Oleh karen itu sifat-sifat tahan luntur warna dan tahan sinarnya sangat baik
Nama dagang zat warna teraktif, sebagai berikut: 1. Procion (produk dari I.C.I) Drimarine (produk Sandoz)
2. Cibacron (produk Ciba Geigy) Primazine (produk BASF)
3. Remazol (produk Hoechst) Levafix (produk Bayer)
F. Zat WARNA IDANTHRENE
Zat warna indanthrene normal termasuk golongan zat warna bejana yang tidak larut dalam air.Proses pencelupannya tidak perlu penambahan elektrolit karena mempuyai daya serap yang tinggi. Pemakaian reduktor dan alkali banyak dan dicelup pada suhu (40'c-60'c).
Contoh zat warna Indanthrene: 1. Helanthrene Yellow GC MP
2. Helanthrene Orange RK MP
3. Helanthrene Brilian Pink RS MP
4. Helanthrene Blue RCL MP
5. Helanthrene Green B MP
6. Helanthrene Brown BK MP
G. ZAT WARNA PIGMEN
Adalah zat warna yang tidak larut dalam segala macam pelarut. Zat warna ini sebetulnya tidak mempunyai afinitas terhadap segala macam serat. Pemakaiannya untuk bahan tekstil memerlukan suatu zat pengikat yang membantu pengikatan zat warna tersebut dengan serat.Pengikat yang digunakan yaitu emulsi (campuran dari emulsifier, air dan minyak tanah) yang dicampur dengan putaran tinggi. Zat warna pigmen banyak digunakan untuk cetak saring, tidak layak digunakan sebagai pencelupan.
Contoh nama dagang zat warna pigmen: 1. Acram in (Bayer)
2. Helizarin (BASF)
3. Sandye (Sanyo) Pristofix (Sandoz)
4. Alcilan (I.C.I)

BAHAN ALAMI PEWARNA BATIK

Macam-macam Bahan Alami Pewarna Batik

Pewarnaan pada batik menjadi salah satu unsur penting dalam menciptakan karya seni batik yang indah. Tak sulit menemukan bahan pewarna batik karena dengan mudahnya kita akan mendapatkannya di toko-toko yang menjual bahan dan alat-alat keperluan membatik. Namun terkadang di dalam proses pewarnaan kain batik, banyak pengrajin batik yang belum mengolah limbahnya secara benar. Air bekas cucian yang bercampur dengan bahan-bahan kimia termasuk juga bahan pewarna batik, dialirkan begitu saja ke selokan, yang akhirnya meleber ke tengah jalan. Bahkan ada juga yang mengalirkannya langsung ke sungai. Alhasil sungai menjadi berubah warna dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Limbah tersebut dapat membunuh organisme yang hidup di dalam sungai yang berdampak buruk pada kelangsungan hidup ikan dan hewan lain yang ada di dalamnya.
Untuk memperkecil resiko yang ditimbulkan dari limbah batik, penggunaan bahan pewarna alami batik mungkin bisa menjadi salah satu pilihan. Selain lebih ramah lingkungan, dengan menggunakan bahan pewarna alami juga dapat menghasilkan warna-warna batik klasik yang alami.
Bahan pewarna alami batik bisa didapat dari bahan tumbuh-tumbuhan yang di ekstrak. Bahan tersebut bisa berasal dari akar, batang, kulit, daun, bunga maupun buahnya. Dari bahan-bahan tersebut akan dihasilkan warna-warna yang beragam meski tidak selengkap bila menggunakan zat pewarna batik kimia.
Macam-macam Bahan Alami Pewarna Batik
Ada banyak sekali bahan pewarna alami untuk batik yang bisa digunakan. Berikut ini beberapa contoh bahan-bahan alami yang dapat dijadikan sebagai bahan pewarna batik alami.
Daun Teh
Selain dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman, bagian daun teh yang sudah tua juga bisa dimanfaatkan untuk membuat zat pewarna alami batik. Bagian daun teh ini setelah diolah akan menghasilkan warna cokelat.
Daun Alpukat
Alpukat merupakan buah yang sangat baik untuk kesehatan tubuh karena banyak mengandung vitamin di dalamnya. Selain buahnya, daun alpukat bisa juga dimanfaatkan sebagai pilihan lain bahan pewarna batik alami yang dapat menghasilkan warna hijau kecokelatan pada batik.
Daun Jati
Pohon Jati merupakan salah satu tanaman dengan tekstur kayu keras dan sering menjadi bahan pembuatan mebel dan bahan bangunan rumah dengan kualitas baik. Daunnya yang lebar dapat digunakan untuk membungkus nasi (pada jaman dahulu) yang akan membuat cita rasa nasi menjadi lebih sedap. Selain itu, daun jati juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami batik. Yang digunakan adalah daun jati yang masih muda. Daun muda inilah yang dapat menghasilkan warna merah kecokelatan pada batik.
Indigo/ Tarum/ Nila
Tarum merupakan salah satu tanaman yang termasuk ke dalam suku polong-polongan. Masyarakat Jawa menyebut tanaman ini Tom. Tarum biasa digunakan sebagai pewarna kain yang dapat menghasilkan warna biru.
Kulit Pohon dan Daun Mangga
Pohon mangga selain menghasilkan buah yang segar untuk dimakan, bagian kulit kayu pohon ini bisa digunakan sebagai bahan dasar membuat pewarna alami batik. Kulit kayu dan daun pohon mangga dapat menghasilkan warna hijau alami pada batik.
Akar Pace/ Mengkudu
Tanaman mengkudu masih cukup mudah dijumpai di sekitar kita. Tanaman ini termasuk tanaman obat yang bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Bagian yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami batik adalah akarnya. Akar mengkudu akan menghasilkan warna merah.
Daun Andong
Andong merupakan jenis tanaman yang biasanya ditanam di halaman rumah sebagai tanaman hias. Tanaman ini berasal Asia Timur dan dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1.900 meter di atas permukaan laut. Andong termasuk tanaman perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 4 meter. Andong mempunyai daun tunggal dengan warna hijau dan merah kecokelatan. Dari daun inilah yang dapat menghasilkan warna hijau ketika diolah menjadi bahan alami batik.
Kelapa
Pohon kelapa merupakan salah satu pohon yang seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan oleh manusia, mulai dari akar, batang, buah, daun, kulit kayu dan bagian lainnya. Untuk pembuatan bahan pewarna alami batik, yang digunakan adalah sabutnya, yang merupakan kulit terluar dari buah kelapa. Warna yang dihasilkan dari sabut kelapa adalah warna krem kecokelatan.
Putri Malu
Putri malu dapat dijumpai di mana saja mulai dari pinggir jalan, semak-semak, atau pun di kebun-kebun. Ciri khas tanaman putri malu adalah daunnya akan menutup ketika tersentuh. Bagian yang bisa digunakan sebagai bahan pewarna alami adalah bunga dan daun. Bagian ini akan menghasilkan warna kuning kehijau-hijauan.
Kulit Secang
Secang juga masuk ke dalam keluarga polong-polongan. Kulit pohonnya dapat diolah menjadi bahan pembuatan minuman penyegar. Di tiap daerah dan negara, secang mempunyai nama yang berbeda. seperti seupeueng (Aceh), sepang (Gayo), sopang (Toba), lacang (Minangkabau), secang (Sunda), secang (Jawa), secang (Madura), sepang (Sasak), supa (Bima), sepel (Timor), hape (Sawu), hong (Alor), sepe (Roti), sema (Manado), dolo (Bare), sapang (Makasar), sepang (Bugis), sepen (Halmahera selatan), savala (Halmahera Utara), sungiang (Ternate), roro (Tidore), sappanwood (Inggris), dan suou (Jepang).Selain dijadikan bahan minuman, kulit kayu secang juga dapat digunakan sebagai warna alami batik yang menghasilkan warna merah.
Kunyit
Siapa pun pasti sudah mengenal dengan baik dengan yang namanya Kunyit. Karena  kunyit merupakan salah satu tanaman yang sering dijadikan bahan bumbu masakan yang kita santap sehari-hari. Kunyit juga dimanfaatkan sebagai obat herbal alami yang dapat menyembuhkan jenis penyakit tertentu. Selain itu, kunyit juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami batik. Bagian tanaman yang digunakan adalah umbinya yang akan menghasilkan warna kuning.
Bawang Merah
Selain bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masak, bawang merah juga bisa digunakan untuk bahan pewarna alami batik. Bahan yang dapat diambil adalah bagian kulit yang dapat menghasilkan warna jingga kecokelatan.
Itulah contoh dari beberapa bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna batik. Karena berasal dari bahan alami, menjadikan bahan pewarna ini lebih ramah lingkungan. Dengan menggunakan pewarna alami maka secara tidak langsung kita telah turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan. 
Sumber : http://kesolo.com/mengenal-bahan-pewarna-alami-batik/

CANTING

Canting Batik Macam dan Kegunaannya

Canting Batik dan Bagiannya
Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting batik terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk atau carat fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam (lilin). Supaya keluarnya lebih lancar, ujung cucuk ini ditiup dahulu untuk mendinginkan suhu malam. Nyamplung fungsinya sebagai tempat untuk memasukkan malam panas. Cucuk dan nyamplung terbuat dari tembaga, karena tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting batik yang ketiga adalah pegangan canting batik yang terbuat dari bambu. Pada umumnya canting batik terbuat dari tembaga, dalam perkembangannya fungsi tembaga digantikan dengan teflon. Bahkan saat ini ada canting batik elektrik yang pemanasnya langsung ke nyamplung canting, jadi tidak perlu di panaskan di dalam wajan.
Bentuk dan bagian-bagian canting batik:
Bagian-bagian Canting Batik
  1. Gagang terong, yaitu tangkai canting batik yang terletak pada bagian belakang untuk ditancapkan pada tangkai yang sebenarnya dan umumnya terbuat dari bambu.
  2. Nyamplungan, yaitu badan utama canting batik dan berbentuk oval agak pipih. Fungsinya untuk menciduk dari tempat cairan malam. Dinamakan nyamplungan karena bentuk dan besarnya menyerupai nyamplung yaitu nama buah-buahan.
  3. Carat/cucuk. Carat atau cucuk terletak pada bagian paling depan dan berbentuk seperti pipa melengkung. Fungsinya untuk jalan keluarnya cairan malam.
Sebagai alat untuk melukis batik, canting batik dibedakan menjadi beberapa macam, canting batik menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting batik menurut banyaknya cucuk atau carat.
1. Canting Batik Menurut Fungsinya
Canting Batik Rengreng
Canting batik ini mempunyai cucuk tunggal dan tidak terlalu besar, diameter 1-2.5 mm. Fungsinya untuk membuat pola pertama pada batik tulis atau terkenal dengan istilah merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada isian maupun tembokan atau pulasan pada kain.
Canting Batik Isen
Canting batik isen mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan, diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm.
2. Canting Batik Menurut Ukurannya
Canting Batik Cucuk Kecil
Adalah canting batik bercucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng.
Canting Batik Cucuk Sedang
Canting batik ini digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
Canting Batik Cucuk Besar
Digunakan untuk membuat pola-pola yang berukuran besar. Pola tersebut dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan. Tapi tidak semuanya pola diperlakukan seperti itu karena akan memakan waktu yang lebih lama untuk memilih pola yang akan diperbesar. Di daerah Trusmi, Cirebon canting batik ini digunakan untuk membuat tembokan atau pulasan pada kain, biasanya ujung cucuk ditambah dengan balutan kain sehingga diameter yang didapat lebih besar.
3. Canting Batik Menurut Banyaknya Cucuk atau Carat
Canting Batik Cecekan
Canting batik ini tergolong canting isen yang mempunyai carat tunggal. Fungsinya sebagai pembuat titik-titik isen atau isen lainnya seperti isen ukel, pada motif batik.
Canting Batik Loron
Diambil dari kata loro (dua dalam bahasa jawa), yang berarti canting batik ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap pada pola batik seperti batasan pada bogem.
Canting Batik Telon
Canting batik telon mempunyai cucuk tiga berbentuk segitiga sama sisi. Fungsinya untuk membuat pola isen yang berbentuk segitiga.
Canting Batik Prapatan
Bentuk canting batik prapatan cucuknya mempunyai empat buah dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting batik isen lainnya sebagai pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
Canting Batik Liman
Mempunayai cucuk lima dengan titik berbentuk lingkaran. Satu sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
Canting Batik Byok
Canting batik ini cucuknya berjumlah tujuh atau lebih biasanya jumlahnya ganjil. Fungsinya untuk membuat lingkaran
Canting Batik Galaran
Canting batik galaran atau renteng mempunyai mata cucuk yang berbaris dari atas kebawah, jumlahnya empat atau lebih, biasanya berjumlah genap.
Sumber : http://batikdan.blogspot.co.id/2011/08/canting-batik-macam-dan-kegunaannya.html

KEUNIKAN DAN KEUNGGULAN BATIK INDONESIA

Keunikan dan Keunggulan Batik Indonesia
UNESCO menahbiskannya sebagai Intangible Heritage of Humanity berkat teknik pembuatan dan nilai filosofinya.


Venny Afwani, MA, koordinator dan instruktur dari Batik House Indonesia (BHI) bercerita bahwa awalnya teknik batik itu diperkenalkan oleh India dan Persia. Kelak ada begitu banyak negara yang memiliki batik ala masing-masing negara bersangkutan. Namun, batik Indonesia punya keistimewaan.  “Pembeda antara batik Indonesia dengan batik-batik dari negara lain adalah teknik pembuatannya, karena menggunakan canting. Selain itu motif pada kain batik kita juga sangat berbeda dengan negara lain, dan hanya batik Indonesia yang memiliki filosofi,” ujar Venny. Untuk itu pula, akhirnya pada tanggal 2 Oktober 2009 lalu, UNESCO mematenkan batik cap dan batik tulis Indonesia sebagai Intangible Heritage of Humanity. (AH) Foto : Fotosearch

Sumber  : http://www.dewimagazine.com/news-art/keunikan-dan-keunggulan-batik-indonesia

KEUNIKAN BATIK TULIS

Jika dibandingkan dengan batik cap, batik tulis memiliki beberapa keunikan yang tidak didapat pada batik cap diantaranya:* Pengerjaa motif batik murni menggunakan peralatan manual dan pembuatan batik sederhana, seperti yang dikerjakan para pengrajin motif batik tulis pada jaman kerajaan dahulu kala.
* Pengerjaan
pembuatan batik tulis menggunakan jiwa seni yang tidak di dapat dari sembarang orang. Jadi perlu pembelajaran khusus untuk menjadi seorang pengrajin batik tulis.

* Kesabaran merupakan salah satu kunci sebuah hasil seni yang bernilai tinggi, jadi satu potong kain
motif batik tulis tidak dapat di kerjakan secara masal dan cepat seperti motif batik tulis, dan pekerjaan yang belum selesai proses pembuatan batiknya tidak dapat diwakilkan atau diteruskan oleh orang lain, karena akan merubah karakter pembuatan batik tulis tersebut.

* Tingkat presisi letak motif
batik, corak dan garis diagonal tidak bisa rata, semua itu dikarenakan, tingkat akurasi tangan berbeda dengan akurasi alat. Semua itu akan menciptakan motif dan corak yang natural.

* Para desainer fashion maupun penjahit perlu kerja ekstra untuk menentukan posisi-posisi pola yang akan digunakan untuk pakaian, semua itu tergantung kebiasaan antara mendesain pakaian menggunakan batik cap dengan kebiasaan mendesain pakaian dengan menggunakan batik tulis. Untuk mendesain pakaian menggunakan batik tulis penuh dengan tantangan.

* Batik tulis memiliki warna dasar yang sangat natural.

  Sumber  : http://gulungkabel.blogspot.co.id/2009/07/keunikan-batik-tulis.html

Rabu, 18 November 2015

MACAM MACAM GAMBAR BATIK TULIS

Macam-Macam Gambar Batik Tulis
Contoh Gambar Batik Tulis Indonesia Berbagai koleksi contoh gambar batik tulis indonesia dengan berbagai macam model dan motif batik tulis semi klasik, modern, sederhana, lasem, madura, pekalongan batik khas indonesia. Mengenal keanekaragaman batik dari berbagai penjuru nusantara melalui sebuh gambar batik tulis
Gambar Motif batik Parang Wenang
Gambar Motif Batik Parang Wenang
Gambar Motif Batik Parang Klithik
Gambar Motif Batik Parang Klithik
Gambarik Batik Cirebon Mega Mendung
Gambarik Batik Cirebon Mega Mendung
Gambar Batik Parang Barong
Gambar Batik Parang Barong
Gambar Motif Batik Parang Rusak Barong
Gambar Motif Batik Parang Rusak Barong
Gambar Motif Batik
Gambar Motif Batik
Berikut adalah sebagaian kecil koleksi  Contoh Gambar Batik Tulis Indonesia yang paling banyak digunakan, seiring perkembangan dunia fashion kini batik bertransformasi menjadi trends busana etnik yang cukup banyak digemari mungkin dahulu batik hanya sebuah kain yang bermotif tapi kini batik berhasih menjelma menjadi sebuah trend busana yang lebih mmodern.

 sumber : http://gambarfoto.co/contoh-gambar-batik-tulis-indonesia.html

MOTIF MOTIF BATIK DI INDONESIA

 Motif motif batik di Indonesia

Motif batik Bali

Kota bali merupakan pulau yang terletak di bagian timur indonesia yang memiliki pesona yang indah dimata Indonesia dan bahkan dunia. Tidak hanya sekedar candi-candi, dan pantainya yang banyak menjadi perhatian oleh warga, namun Pulau bali ini juga memiliki kesenian membatik. Bali bisa dipastikan memiliki perpaduan corak yang ada didalam negeri maupun luar negeri. Banyaknya wisatawan yang membawa barang-barang yang bermotif ikut mempengaruhi perubahan desain batik di Bali. Adapun batik bali juga dipengaruhi oleh batik dari jawa, seperti batik pekalongan. Bisa dikatakan motif – motif yang ada di bali cukup berani bermain dengan warna yang terang dan berfariatif.
Motif Batik

Motif batik Banyumas

Motif yang terdapat di daerah Banyumas kebanyakan memiliki bentuk menyerupai tanaman, baik itu bunga, daun dan sejenisnya. Walaupun ada beberapa pembuat batik di banyumas yang membuat batik dengan motif yang berbeda. Batik Banyumas hampir memiliki kesamaan dengan motif Jonasan. Motif Jonasan merupakan kumpulan motif-motif yang tidak tersusun secara geometris dengan penggnaan warna dasar hitam dan coklat. Jika anda mengamati memang akan nampak sedikit berbeda dari biasanya, namun hal ini tentunya sama saja karena motif sangat berfariasi, dan hasilnyapun beragam. Pembahasan batik banyumas dapat dibaca pada artikel lengkapnya yang membahas khusus mengenai motif Banyumas.
Motif Batik

Motif batik Madura

Secara singkat jika kita perhatikan pada pola batik madura memiliki keunikan tersendiri, motif madura cenderung banyak bermain pada pola –  pola yang sederhana namun pola ini dibentuk serapi mungkin hingga menghasilkan motif yang menarik. Motif madura cenderung meyukai warna yang cerah selain itu hal ini dipadukan dengan karya seni mereka seperti membentuk motif binatang dan tumbuhan yang banyak disukai. Proses pembuatannya pun sama seperti batik – batik yang lainnya yaitu secara tradisional, penggunaan pewarnaan yang alami ikut menjadi nilai tersendiri yang dapat meningkatkan nilai jual batik madura di kancah internasional.
Motif Batik

Motif batik Malang

Batik malang terkenal dengan motif batiknya yang cenderung cerah, misalkan saja warna hijau kemudian di timpa dengan warna putih, kemudian bahan berwarna putih di timpa dengan merah. Rata – rata batik malangan ini ber pola seperti bunga dan tanaman, walaupun memang ada beberapa motif yang menggambarkan kejujuran, keberanian , dan singosari, seperti misalnya motif malangan yang hanya bermain di warna saja tanpa adanya pola yang membentuk sebuah benda.
Motif Batik

Motif batik Pekalongan

Kebanyakan motif dari pekalongan dipengaruhi oleh kebudayaan china dan ukiran – ukiran dari Cirebon yang dibawa oleh para pedagang yang singgah di Kota Pekalongan, karena letak dari kota Pekalongan sangat strategis sekali dari berbagai negara yang datang untuk sekedar menginap. Sedangkan dari cirebon banyak memperngaruhi batik di Pekalongan dalam bentuk ukiran kayu. Motif yang ada di pekalongan dibagi menjadi 7 motif baik,mereka adalah Jlamprang, buketan, terang bulan, semen, pisan bali, lung-lungan dan sekar jagad. Sedangkan bentuk batiknya lebih menyerupai bunga, binatang, dan daun – daunan.
Motif Batik

Motif batik Solo

Ciri khas batik dari solo sering disebut batik sogan aka batik yang memiliki motif berwarna kecokltan. Sedangkan motif solo yang ada sekarang ini justru diambil dari sebuah makna filosofi yang kemudian di persembahkan pada sebuah motif. Batik Solo juga masih menerapkan konsep tradisional, dan penggunaan bahan pewarnanya juga sebagian besar masih menggunakan bahan – bahan yang dihasilkan dari dalam negeri, seperti soga jawa dan bahan lainnya.
Motif Batik

Motif batik Tasik

Batik memang bukan hanya ada di daerah kepulauan jawa saja, batik kini berkembang di berbagai daerah jawa barat , bahkan bali dan dunia. Masing-masing memiliki ciri khas pada motif yang mereka ciptakan. Motif yang ada pada komunitas pebatik di tasik hampir sama dengan kota-kota lainnya, yaitu cenderung banyak bermotif alam flora dan fauna kentaldengan nuansa Parahyangan seperti burung, bunga – bungaan. Sedangkan untuk pewarnaannya, batik tasik memiliki ciri khas merah, coklat, dan hitam. Motif Batik

Motif batik Aceh

Sekilas bila dilihat, pada batik Aceh memiliki corak yang cenderung lebih besar dari pola batik lainnya. Motif yang sepertinya menggunakan teknik batik cap, dan ada pula batik tulis dari Aceh yang beraneka ragam. Motifnya cenderung hampir sama dari daerah ke daerah yang lainnya, mereka akan mengambil pola – pola yang menyerupau dengan binatang, bunga, daun – daunan bahkan budaya mereka masing – masing dapat diangkat menjadi tema untama batik yang akan mereka buat. Sedangkan hal lainnya yang melekat pada batik aceh adalah nilai falsafah yang benar – benar mencerminkan masyarakat Aceh itu sendiri.
Motif Batik

Motif batik Cirebon

Memiliki cirikhas sendiri dalam membuat motif , salah satu motif yang menjadi ciri khas kota Cirebon adalah batik Mega Mendung. Dengan membuat pola sepertu awan yang dibuat secara menyambung menjadi bentuk awan. Motif ini menjadi ciri khas batik di cirebon. Namun kota Cirebon juga menyinpan banyak motif andalan mereka seperti batik kompeni transportasi, batik kupu – kupu, batik ikan laut dan banyak yang lainnya. Motif Batik

Motif batik Jombang

Pertama kali muncul batik jombangan sejak tahun 1993, diawali oleh salah seorang warganya yang mencoba membuat sebuah kerajinan batik yang kemudian diikuti oleh warga lainnya. Batik jombang berkiblat kepada solo yang pada waktu itu kaya akan motifnya. Motif jombanga atau jombangan diadaptasikan dengan pola –  pola candi arimbi yang terdapat di daerahnya, yang berbentuk segi tiga. Sedangkan penggunaan warna pada batik jombang ini sebagian menggunakan warna alami dan warna hasil sisa limbah. Motif Batik

Motif batik Banten

Batik banten mulai dikenal oleh masyarakat sekitar tahun 2002, tentunya banyak sekali hal yang terjadi mengapa batik mulai singgah di kota banten saat itu. Tentu saja  hal ini juga tidak luput dari pengaruh dari daerah – daerah lain yang menginspirasi kota banten ini untuk berani memulai membuat batik. Batik banten sangat beragam diantaranya motif  datulaya, mandalikan, pasulaman dan banyak lagi. Batik ini memiliki warna – warna yang meriah, coba anda perhatikan saja salah satu motif  dari Banten yang dinamakan Pasepen, motif ini memiliki makna Tempat raja Bermeditasi, batiknya digambar kan berpola kota- berjejeran.
Motif Batik

Motif batik Tulungagung

Batik ini sangat berani dalam memainkan warna, warna yang banyak digunakan unduk membuat batik tulung agung adalah hitam dan coklat, jadi tidak heran apabila ketika anda berkunjung disalah satu butik batik di tulung agung, anda akan mendapati berbagai macam batik warna hitam dan coklat. Motif tulung agung seperti buket ceprik gringsing, buket ceprik pacit ungker. Motif ini merupakan salah satu dari 83 motif yang ada du Tulungagung. Motif Batik

Motif batik Kediri

Kota Kediri salah satu kota yang juga melestarikan budaya membatik. Kota kediri juga memiliki ciri khas tersendiri dalam membuat pola dan warnanya. Tidak berbeda jauh dengan motif batik indonesia lainnya,  batik kota Kediri sangat khas dengan bulatan – bulatan kecil yang membuat betuk secara keseluruhan kain batik ini menjadi sangat elegan bila dikenakan. Memang akan terkesan demikian, bahkan apabila sudah bermain warna pasti akan sangat menarik lagi. Motif  kediri yang lainnya juga ada, cukup mengesankan dengan melihat batik yang unik dari Kediri. Motif Batik
Motif batik Kudus
Anda seolah-olah akan merasa bahwa anda memiliki presepsi yang berbeda apabila melihat motif kudus. Pasalnya kebanyakan dari batik kudus ini berasal dari Pekalongan, jogjakarta, dan solo, yang riwayatnya dulu banyak pedagang cina yang membawa batik yang dibawa ke kota Kudus. Banyak dari warga pribumi diminta untuk membuatkan batik seperti yang dibawa oleh pedagang cina tersebut. Namun batik kudus tidak terbatas, ada beberapa motif yang berasal dari kudus yang mencerminkan kepribadian kota kudus.
Motif Batik

Motif batik Jepara / Kartini

Batik Jepara bisa dibedakan menjadi dua jenis, motif lama dan motif baru. batik jepara lama memiliki pola dengan warna lung hitam, gajah coklat, flora dan fauna daun ulir hijau dan lainnya. Kemudian  batik baru Jepara adalah batik tulis yang banyak variasinya. Jepara sendiri juga terkenal dengan sebutan Batik kartini. Anda akan menemukan berbagai macam motif di kota Jepara.

Motif Batik   

Sumber :http://phalambatik.thephala.com/site/phalam-batik-macam-macam-motif-batik/

PERBEDAAN BATIK TULIS PRINTING DAN CAP

Perberdaan Batik Tulis, Batik Cap dan Batik Printing  

bagi orang yang awam dengan batik akan sangat sulit dibedakan. Berikut ini kami akan paparkan tentan perbedaan ketiganya.

BATIK TULIS :
  1. Pengerjaannya dengan menggunakan alat yang bernama canting Cucuk yang terbuat dari tembaga sebagai tempat malam (lilin batik) dengan ujung serupa pipa kecil untuk membentuk gambar di permukaan kain)
  2. Motifnya tidak bisa sama persis atau asimetris dalam satu lembar kain dengan lembar kain yang lainnya, dikarenakan batik tulis dibuat secara manual, dan bukan dengan alat seperti batik cap atau printing
  3. Batik tulis harganya pun mahal, karena proses pembuatannya pun lama sesuai dengan tingkat kerumitan motifnya
  4. Kain ini apabila dibolak balik ada motif batiknya, jadi antara kain bagian depan dan belakang terdapat motif yang sama (tembus)
  5. Biasanya memiliki aroma yang khas (aroma malam), atau aroma kainnya yang diwarnai dengan pewarna alam, seperti kulit kayu, kayu tingi (hitam), kayu teger (kuning), kayu jambal (coklat), daun Tom dan akarnya (biru), tetapi modern ini pewarnaan batik tulis juga dilakukan dengan menggunakan pewarna kimia
  6. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3 kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap. Pengerjaan batik tulis yang halus bisa memakan waktu 3 hingga 12 bulan lamanya
  7. Batik Tulis biasanya lebih unik dan istimewa dibanding batik cap atau batik printing karena asli handmade.
  8. Alat kerja berupa canting harganya relatif lebih murah berkisar Rp. 10.000,- hingga Rp. 20.000,-/pcs
  9. Batik tulis termasuk jajaran batik tradisional, dikarenakan menggunakan malam (lilin)
BATIK CAP :
Perbedaan Batik tulis, cap dan printing
  1.  Pengerjaanya seperti setempel dengan menggunakan alat cap (alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan motif yang digunakan)
  2. Bentuk gambar/desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran garis motif relatif lebih besar dibandingkan dengan batik tulis
  3. Gambar/motif batik cap tembus pada kedua sisi kain
  4. Waktu yang dibutuhkan untuk sehelai kain batik cap berkisar 1 hingga 3 minggu
  5. Untuk membuat batik cap yang beragam motif, maka diperlukan banyak cap. Sementara harga cap batik relatif lebih mahal dari canting. Untuk harga cap batik pada kondisi sekarang dengan ukuran 20 cm X 20 cm berkisar Rp. 350.000,- hingga Rp. 700.000,-/motif. Sehingga dari sisi modal awal batik cap relatif lebih mahal
  6. Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai 5 tahun hingga 10 tahun, dengan catatan tidak rusak. Pengulangan cap batik tembaga untuk pemakainnya hampir tidak terbatas
  7. Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, dikarenakan biasanya jumlahnya banyak dan memiliki kesamaan satu dan lainnya
  8. Batik cap masih termasuk jajaran batik tradisional, dikarenakan menggunakan malam (lilin)
BATIK PRINTING :
  1. Pengerjaanya bisa dengan menggunakan mesin sablon atau diprinting manual 
  2. Alat yang digunakan adalah sejenis plangkan/screen seperti untuk sablon spanduk/kaos.
  3. Harga relatif lebih murah daripada kedua jenis batik diatas, dikarenakan waktu pengerjaannya lebih cepat dan diproduksi masal atau dalam jumlah yang banyak
  4. Batik printing tidak termasuk jajaran batik tradisional, dikarenakan tidak memakai malam (lilin), tetapi batik printing masuk jajaran “Tekstil Ber-motif Batik”

PEMBUATAN BATIK PRINTING

Pembuatan Batik Printing
       Seperti halnya pekerjaan pembuatan batik tulis maupun cap, dalam batik printingpun harus melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah kerja yang berurutan. Yang dimaksud dengan langkah berurutan yaitu tahapan-tahapan yang saling berkaitan. Satu langkah dapat dikerjakan bila langkah sebelumnya telah selesai dikerjakan. Hal ini juga berarti bahwa di dalam proses pembuatan batik sablon tidak dapat dilaksanakan dua langkah secara bersamaan. Adapun urutan langkah pokok pembuatan batik printing adalah sebagai berikut :
1. Membuat desain (pola) batik
2. Membuat klise (film)
3. Membuat plangkan master
4. Proses penyablonan
5. Finishing

1. Membuat Desain Pola
       Membuat pola atau desain batik sablon sebenarnya hampir sama dengan pembuatan pola atau desain batik tulis maupun cap, yaitu raport pola harus bisa disambungkan ke kanan, ke kiri, atau ke atas.


2. Membuat Klise ( Film )
       Pembuatan klise merupakan langkah yang mutlak harus ada dalam proses pekerjaan batik sablon. Karena dari pekerjaan inilah proses pekerjaan dimulai. Klise batik sablon adalah bahan awal (master) yang nantinya akan dipindahkan ke dalam plangkan screen dan menjadi alat cetak. Film klise adalah gambar pola yang dibuat di atas lembaran mika plastik bening dengan bahan tinta yang pekat dan tidak tembus cahaya. Hal ini disebebkan sistem afdruk menggunakan penyinaran. Langkah ini dapat dikerjakan apabila desain pola di atas kertas sudah jadi. Pemindahan pola ke atas mika plastik bisa dilakukan dengan komputer, namun dapat pula dilakukan dengan tangan. Letakkan plastik mika di atas pola gambar yang telah dibuat di atas kertas, kemudian gambarlah dengan tinta yang khusus untuk pembuatan film sesuai gambar polanya.

3. Membuat Plangkan Master
       Pembuatan plangkan master artinya pembuatan alat cetak yang sebenarnya. Kegiatan ini adalah memindahkan pola rencana yang semula dibuat di atas kertas ke permukaan plangkan.Pekerjaan ini biasanya dikerjakan seorang ahli karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi. Pemindahan pola ke dalam screen monil ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ; pemindahan dengan tangan dan pemindahan dengan tekhnik afdruk.

4. Proses Penyablonan
       Proses penyablonan adalah kegiatan inti dari pekerjaan ini. Kegiatan ini berisi pemindahan pola pada plangkan master ke atas kain mori sehingga menjadi sebuah kain batik printing. Jejak pemindahan ditentukan menurut warna yang dikehendaki. Setiap pola dan warna membutuhkan sekali proses. Dengan demikian bila desain terdiri dari satu warna, maka dibutuhkan sekali penyablonan. Dua warna dua kali proses penyablonan, tiga warna tiga kali proses penyablonan dan seterusnya.

5. Finishing
       Finishing adalah langkah terakhir sebuah proses (pekerjaan) penyablonan. Finishing batik sablon sangat bervariasi tergantung bahan yang digunakan. Untuk sablon dengan bahan prosion, soda kue, dan manutek pengerjaan terakhirnya adalah pelorodan yang berupa pencelupan kain sablo ke dalam air panas setelah diinapkan selama satu malam.
         
Sumber :  http://parasakti7970.blogspot.co.id/2012/08/urut-urutan-pembuatan-batik-printing.html

PEMBUATAN BATIK TULIS

Proses pembuatan batik tulis adalah proses yang membutuhkan tehnik, ketelitian, dan kesabaran yang tinggi.  Hal ini disebabkan oleh segala sesuatu proses pembuatannya dikerjakan manual dengan menggunakan tangan terampil manusia (ditulis) tanpa menggunakan mesin. Karena tehnis segala sesuatunya dilakukan secara manual maka harga batik tulis merupakan salah satu jenis batik yang termahal dari semua jenis batik yang ada di Indonesia.  Apabila bahan kain yang digunakan adalah kain sutera, maka kain batik sutera tulis menjadi yang termahal dari seluruh kain batik yang ada di dunia.
Kombinasi antara kain sutera yang sudah dikenal mahal dengan tehnik proses pembuatan secara ditulis manual tanpa menggunakan mesin, menjadikan batik tulis sutera ini diburu oleh kalangan eksekutif untuk menunjukkan kelas gengsinya.  Proses pembuatan batik tulis tidak jarang membutuhkan waktu hingga 1 bulan pengerjaan.  Terutama jika kain yang digunakan adalah kain sutera, yang membutuhkan perlakuan tehnik khusus karena karakteristik bahan kainnya.  Sebelum kita belajar tehnik pembuatan batik tulis, ada baiknya kita ketahui dahulu bahan-bahan yang digunakan pada proses pembuatan batik tulis.
Bahan pembuatan batik tulis
1.    Canting, adalah alat tulis lilin yang digunakan untuk menutupi pola dan motif batik. Jadi fungsinya seperti pensil untuk lilin
2.    Pensil pola
3.    Kain mori putih yang biasanya kain sutera atau kain katun
4.    Lilin malam (wax)
5.    Kompor atau alat pemanas lilin malam (wax)
6.    Bahan pewarna kain
canting
Gambar diatas adalah canting.  Canting merupakan Alat untuk menulis/ menggambar diatas kain dalam proses membatik.  Canting terbuat dari tembaga dengan gagang dari bambu.  Ujung dari canting atau biasa disebut cucuk, mempunyai lubang yang bervariasi, sehingga bisa menentukan besar kecilnya motif.
wajan
Gambar diatas ini adalah wajan/nyamplung.  Tempat ini sebagai tempat menampung canting disebut sebagai nyamplung.  Nyamplung sebagai tempat cairan malam/ lilin.
nyanting
Teknik batik tulis dilakukan dengan menorehkan cairan malam/ lilin melalui media canting tulis.  Proses pembuatan batik tulis malam/ lilin hamper serupa dengan proses pembuatan batik cap.  Cairan malam / lilin harus tetap terjaga pada kondisi suhu 70 derajat celcius.  Dengan menggunakan canting tulis cairan malam diambil dari nyamplung.  Cucuk canting harus berlubang, sehingga perlu ditiup agar membran cairan terbuka.  Setelah itu cairan malam baru dioleskan sesuai motif yang telah digambar di kain mori dengan pensil.
7863
Gambar proses membatik dengan menggunakan canting.
 Dalam proses pembuatan batik tulis kita harus menyiapkan terlebih dahulu kain mori terbentang, mengambar sketsa motif batik yang akan dibuat dengan menggunakan pensil, kemudian menorehkan cairan malam/ lilin dengan warna dengan menggunakan canting tulis secara teliti dan hati-hati.  Apabila kain mori telah selesai digambar dengan cairan malam/ lilin, selanjutnya dilakukan proses pewarnaan, lorot malam, membilas soda, dijemur, dan disetrika.
Proses Detail Pembuatan Batik Tulis
  1. Siapkan kain mori/ sutra, kemudian dibuat motif diatas kain tersebut dengan menggunakan pensil.
  2. Setelah motif selesai dibuat, sampirkan atau letakkan kain pada gawangan
  3. Nyalakan kompor/ anglo, letakkan malam/ lilin ke dalam wajan/ nyamplung, dan panaskan wajan dengan api kecil sampai  malam/ lilin mencair sempurna.  Untuk menjaga agar suhu kompor/ anglo stabil biarkan api tetap menyala kecil.
  4. Tahap selanjutnya, menutupi kain dengan malam/ lilin pada bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (sama dengan warna dasar kain).  Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar.  Proses ini bertujuan agar pada saat pencelupan bahan/ kain kedalam larutan pewarna bagian yang diberi lapisan malam/ lilin tidak terkena pewarna.
  5. Pada proses membatik dimulai dengan mengambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas kemudian torehkan/ goreskan canting dengan mengikuti motif.  Dalam proses ini harus dilakukan dengan hati-hati agar jangan sampai malam yang cair menetes diatas permukaan kain, karena akan mempengaruhi hasil motif batik.
  6. Setelah semua motif yang tidak ingin diwarna atau diberi warna yang lain tertutup oleh malam/lilin, selanjutnya dilakukan proses pewarnaan.  Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna.  Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh malam/ lilin.  Pewarnaan dilakukan dengan cara mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.  Kain dicelup dengan warna yang dimulai dengan warna-warna muda, dilanjutkan dengan warna lebih tua atau gelap pada tahap berikutnya.
  7. Setelah dicelupkan dalam pewarna, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
  8. Setelah kering dilakukan proses pelorodan, proses tehnik “pelorodan” dilakukan dengan cara lilin dikerik dengan pisau, kemudian kain di rebus bersama-sama dengan air yang telah diberi soda abu, atau menggunakan tehnik pelepasan lilin dengan dilumuri bensin, kemudian Kain disetrika sehingga lilin menjadi meleh.  Dari keempat jenis pelepasan lilin di atas, tehnik perebusan kain dengan soda abu dan tehnik setrika adalah yang lazim digunakan oleh pembatik tradisional.
  9. Kain yg telah berubah warna tadi direbus dalam air panas.  Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan malam/ lilin sehingga motif yg telah digambar menjadi terlihat jelas.  Apabila diinginkan beberapa warna pada batik yg kita buat, maka proses dapat diulang beberapa kali tergantung pada jumlah warna yg kita inginkan.
  10. Setelah kain bersih dari malam/ lilin dan dikeringkan, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan malam/ lilin menggunakan alat canting untuk menahan warna berikutnya.
  11. selanjutnya proses pencelupan warna yang kedua, dengan memberikan malam/ lilin lagi, pencelupan ketiga dst.  Misalkan dalam satu kain diinginkan ada 5 warna maka proses diatas tadi diulang sebanyak jumlah warna yg diinginkan berada dalam kain tsb satu persatu  lengkap dengan proses membuka/nglorot dan menutup malam/ lilin dilakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
  12. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke campuran air dan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan.
  13. Proses terakhir adalah mencuci /direndam air dingin dan dijemur sebelum dapat digunakan dan dipakai.

Sumber  : https://anihaqqi.wordpress.com/proses-pembuatan-batik/teknik-pembuatan-batik-tulis/