Pengertian Batik
Batik
merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri
dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik merupakan
suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi
bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang
sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah digambar dengan
menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan.setelah
itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan
sehelai kain yang disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai
sifat-sifat khusus.
Secara
etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang berarti
titik / matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang
menjadi istilah ”batik” (Indonesia Indah ”batik”, 1997, 14). Di samping
itu mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau
meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro
(2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan
menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang
sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” akan tetapi
seharusnya”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan
pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau
dikatakan salah. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik
identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran
motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik
adalah cara pengambaran motif pada kain ialah melalui proses pemalaman
yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama
canting dan cap.
Sejarah Perkembangan Batik
Ditinjau
dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan
masa penyebaran Islam. Batik pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh
kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta
pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar
keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan
sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
Jaman Kerajaan Majapahit
Berdasarkan
sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman Majapahit.
Mojokerto merupakan pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal
pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang juga
tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih
berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati
Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga
terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati
Kalang tewas dalam pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung
Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak tentara yang
tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik.
Merekalah yang mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik
Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Hal
ini terjadi karena pada waktu clash tentara
kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro, sebagian dari
pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh
karena itu, ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan
batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda
dan biru tua.
Jaman Penyebaran Islam
Batoro
Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam
ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat
sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang diasuh Kyai Hasan Basri. Kyai
Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih
terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar dari
kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren
Tegalsari mendidik anak didiknya untuk menguasai bidang-bidang
kepamongan dan agama. Daerah perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang
adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo,
Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten,
Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.
Batik Solo dan Yogyakarta
Batik
di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada
masa raja Panembahan Senopati. Plered merupakan desa pembatikan pertama.
Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan
keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita
pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan, keluarga kraton
memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang
dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya
batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat biasa.
Ketika
masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang
menyebabkan keluarga kerajaan yang mengungsi dan menetap di
daerah-daerah lain seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur
Ponorogo, Tulung Agung dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal
di kalangan luas.
Batik di Wilayah Lain
Perkembangan
batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah
perang Diponegoro, batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran
Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah Banyumas. Batik
Banyumas dikenal dengan motif dan warna khusus dan dikenal dengan batik
Banyumas. Selain ke Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga ada yang
menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik di daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.
Selain
di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal ini
terjadi karena masyarakat dari Jawa Tengah merantau ke kota seperti
Ciamis dan Tasikmalaya. Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah Wurug,
Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai
berkembang dari keraton dan mempunyai ciri khas tersendiri.
Sumber : http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/index.php?option=com_content&view=article&id=205&Itemid=232
|
prakarya dan kewirausahaan
Rabu, 25 November 2015
PENGERTIAN DAN SEJARAH BATIK
KWUNIKAN BATIK SOLO
Keunikan Batik Solo Bermotif Sogan
Pada awal sejarah dikenalnya batik oleh
masyarakat Indonesia,hanya keluarga kerajaan keraton Solo yang boleh mengenakan
batik.Motif batik yang dikenakan waktu itu memiliki makna yang dalam.Untuk
beberapa motif,malahan hanya dipakai saat-saat tertentu saja.Misalnya saat ada
kelahiran,pertunangan maupun pernikahan dan kematian.Motif yang terdapat pada
jarik yang dikenakan memiliki arti tersendiri yang berkaitan dengan acara yang
diikuti saat itu.
Saat ini,batik modern Solo sudah
berkembang sangat pesat,bahkan beberapa perancang kita memamerkan hasil
rancangan mereka berupa gaun malam yang indah,dengan bahan dasar batik.
Salah satu motif batik unik Solo adalah sogan.Batik
yang satu ini,memiliki warna khas tersendiri ,yaitu coklat tanah.Adapun
motifnya bermacam-macam dan tentu saja tampak apik dan elegan.Si pemakai kan
tampil lebih anggun.Jika ingin memiliki batik sogan,anda dapat membelinya
disini http://batik-modern.net/
Batik sogan solo inilah salah satu dari
sekian banyak yang dipamerkan di jakarta
dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional tanggal 2 oktober.Sejumlah
pengusaha batik ,memamerkan hasil produksi mereka kepada masyarakat,bahkan juga
ada kunjugan dari beberapa mahasiswa dari Amerika yang mencoba mempraktekkan
cara membuat batik tulis.
Sumber : http://questiontheculture.blogspot.co.id/2014/11/keunikan-batik-solo-bermotif-sogan.html
Selasa, 24 November 2015
CARA MERAWAT BATIK YANG BENAR
Cara Merawat Batik Yang Benar
Nah, akhirnya saya memiliki kesempatan lagi untuk mengulas ide - ide yang saya miliki mengenai cara merawat batik yang baik dan benar supaya batik kesayangan anda dapat bertahan lama dan tidak mudah luntur loh..Yap. Tips cara merawat batik yang benar ini dapat anda jadikan referensi agar batik kesayangan anda menjadi terlihat selalu baru. Kami pun telah meringkas ide kami menjadi 7 tips unik menarik.
Nah, berikut ini merupakan tips cara merawat batik yang benar yang perlu anda ketahui, yaknu :
1. Hindari penggunaan sabun deterjen, karena sifatnya terlalu keras dalam mengikis warna yang menempel pada kain.
2. Mencuci dengan cairan khusus yang banyak dijual di pasaran (lerak) atau shampoo. Larutkan air sampo sehingga tidak ada bagian yang mengental, sehingga tidak merusak warna kain .
3. Mencuci kain batik cukup dengan dikucek lembut, terutama pada bagianyang kotor saja. Tidak perlu diperas, cukup ditarik bagian ujung-ujungnya saja agar kain batik lurus kembali.
4. Hindari menjemur kain/baju batik di tempat yang langsung terkena sinar matahari, cukup dijemur ditempat teduh atau diangin-anginkan saja.
5. Hindari menyetrika langsung kain/baju batik (setrika bagian dalamnya saja) atau lapisi dengan kain lain pada saat disetrika.
6. Hindari menyemprot langsung kain/baju batik dengan parfum atau pengharum badan yang lainnya, karena akan merusak warna pada corak batik.
7. Pada saat menyimpan kain/baju batik di lemari, hindari menggunakan kapur barus dan sejenisnya, karena akan merusak kain. Untuk mengusir ngengat gunakan lada yang dibungkus dengan tissue, letakkan di sudut lemari pakaian.
Nah, sekarang bagaimana? Dengan pemberian tips cara merawat batik yang benar ini dapat membantu esulitan anda dalam menjaga kualitas baju batik kesayangan anda agar selalu tetap bertahan lama,ya.
Dan semoga artikel kami yang berjudul " Tips Cara Merawat Batik Yang Benar " dapat bermanfaat untuk anda semua. Dan semoga tips cara merawat batik yang benar ini akan berguna jika anda mengikuti tahap yang benar sesuai dengan pemberian tips kami.
Sumber :
CANTING BATIK DAN KEGUNAANNYA
Canting Batik dan Bagiannya |
Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting batik
terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk
atau carat fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam (lilin).
Supaya keluarnya lebih lancar, ujung cucuk ini ditiup dahulu untuk
mendinginkan suhu malam. Nyamplung fungsinya sebagai tempat untuk
memasukkan malam panas. Cucuk dan nyamplung terbuat dari tembaga, karena
tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting batik yang ketiga adalah pegangan canting batik yang terbuat dari bambu. Pada umumnya canting batik terbuat dari tembaga, dalam perkembangannya fungsi tembaga digantikan dengan teflon. Bahkan saat ini ada canting batik elektrik yang pemanasnya langsung ke nyamplung canting, jadi tidak perlu di panaskan di dalam wajan.
Bentuk dan bagian-bagian canting batik:
Bentuk dan bagian-bagian canting batik:
Bagian-bagian Canting Batik |
- Gagang terong, yaitu tangkai canting batik yang terletak pada bagian belakang untuk ditancapkan pada tangkai yang sebenarnya dan umumnya terbuat dari bambu.
- Nyamplungan, yaitu badan utama canting batik dan berbentuk oval agak pipih. Fungsinya untuk menciduk dari tempat cairan malam. Dinamakan nyamplungan karena bentuk dan besarnya menyerupai nyamplung yaitu nama buah-buahan.
- Carat/cucuk. Carat atau cucuk terletak pada bagian paling depan dan berbentuk seperti pipa melengkung. Fungsinya untuk jalan keluarnya cairan malam.
Sebagai alat untuk melukis batik, canting batik dibedakan menjadi beberapa macam, canting batik menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting batik menurut banyaknya cucuk atau carat.
1. Canting Batik Menurut Fungsinya
Canting Batik Rengreng
Canting batik ini mempunyai cucuk
tunggal dan tidak terlalu besar, diameter 1-2.5 mm. Fungsinya untuk
membuat pola pertama pada batik tulis atau terkenal dengan istilah
merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada
isian maupun tembokan atau pulasan pada kain.
Canting Batik Isen
Canting batik isen mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan, diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm.
2. Canting Batik Menurut Ukurannya
Canting Batik Cucuk Kecil
Adalah canting batik bercucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng.
Canting Batik Cucuk Sedang
Canting batik ini digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
Canting Batik Cucuk Besar
Digunakan untuk membuat pola-pola yang berukuran besar. Pola tersebut
dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan.
Tapi tidak semuanya pola diperlakukan seperti itu karena akan memakan
waktu yang lebih lama untuk memilih pola yang akan diperbesar. Di daerah
Trusmi, Cirebon canting batik ini
digunakan untuk membuat tembokan atau pulasan pada kain, biasanya ujung
cucuk ditambah dengan balutan kain sehingga diameter yang didapat lebih
besar.
3. Canting Batik Menurut Banyaknya Cucuk atau Carat
Canting Batik Cecekan
Canting batik ini tergolong canting isen yang mempunyai carat tunggal. Fungsinya sebagai pembuat titik-titik isen atau isen lainnya seperti isen ukel, pada motif batik.
Canting Batik Loron
Diambil dari kata loro (dua dalam bahasa jawa), yang berarti canting batik ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap pada pola batik seperti batasan pada bogem.
Canting Batik Telon
Canting batik telon mempunyai cucuk tiga berbentuk segitiga sama sisi. Fungsinya untuk membuat pola isen yang berbentuk segitiga.
Canting Batik Prapatan
Bentuk canting batik prapatan cucuknya mempunyai empat buah dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting batik isen lainnya sebagai pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
Canting Batik Liman
Mempunayai cucuk lima dengan titik berbentuk lingkaran. Satu sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
Canting Batik Byok
Canting batik ini cucuknya berjumlah tujuh atau lebih biasanya jumlahnya ganjil. Fungsinya untuk membuat lingkaran
Canting Batik Galaran
Canting batik
galaran atau renteng mempunyai mata cucuk yang berbaris dari atas
kebawah, jumlahnya empat atau lebih, biasanya berjumlah genap.
PEWARNA PADA BATIK
PEWARNA PADA BATIK.
Yang dimaksud pewarna atau zat
pewarna batik adalah zat warna tekstil yang dapat digunaka dalam proses
pewarnaan batik baik dengan cara pencelupan maupun coletan pada suhu
kamar sehingga tidak merusak lilin sebagai perintang warnanya.Beberapa
bahan warna sintetis yang sering digunakan untuk mewarnai batik antara
lain:.
A. NAPHTOL
Zat pewarna sintetis ini digunakan
dalam proses pewarnaan dengan teknik celup,terdiri dari dua bagian yang
memiliki fungsi berbeda yakni naphtol dasar dan pembangkit warna.
Naphtol dasar (penaphtolan) biasanya digunakan pertama kali dalam
proses pewarnaan, pada pencelupan pertama ini warna belum nampak dalam
kain, untuk membangkitkan warna dalam kain dibutuhkan larutan garam
diazonium sehingga akan memunculkan warna sesuai yang diinginkan.Secara teknis Naphtol tidak bisa larut dalam air,untuk melarutkannya biasanya para perajin menggunakan zat lain seperti kostik soda.
1. Jenis-Jenis Warna Naphtol .
Zat warna naptol terdiri dari
komponen naptol sebagai komponen dasar dan komponen pembangkit warna
yaitu garam diazonium atau disebut garam naptol.
Naptol yang banyak dipakai dalam pembatikan antara lain:
1. Naptol AS-G2. Naptol AS-LB
3. Naptol AS-BO
4. Naptol AS-D
5. Naptol AS Naptol AS.OL
6. Naptol AS-BR
7. Naptol AS.BS
8. Naptol AS-GR
Garam diazonium yang dipakai dalam pembatikan antara lain: 1. Garam Kuning GC
2. Garam Bordo GP
3. Garam Orange GC
4. Garam Violet B
5. Garam Scarlet R
6. Garam Blue BB
7. Garam Scarlet GG
8. Garam Blue B
9. Garam Red 3 GL
10. Garam Black B
11. Garam Red B
2. Resep Zat Warna Naptol .
Resep Zat warna napthol yang umum banyak digunakan adalah :
1. Zat Warna Napthol 3 gr/liter.2. Kostik soda 1/2 (setengah) dari jumlah Zat Warna Napthol.
3. Garam Napthol adalah 3 kali jumlah Zat Warna Naphtol.
3. Cara Pewarnaanya .
Zat warna ini merupakan zat warna
yang tidak larut dalam air.Untuk melarutkannya diperlukan zat pembantu
yaitu kostik soda. Pencelupan naphtol dikerjakan dalam 2 tingkat.
1) Pertama
:Pencelupan dengan larutan naphtolnya sendiri (penaphtolan). Pada pencelupan pertama ini belum diperoleh warna atau warna belum timbul.
2) Kedua
:Kemudian dicelup/dibangkitkan dengan larutan garam diazodium, dan akan diperoleh warna yan dikehendaki.Tua muda warna tergantung pada banyaknya naphtol yang diserap oleh serat.
B. INDIGOSOL
Zat warna indigosol adalah jenis
zat warna Bejana yang larut dalam air. Larutan zat warnanya merupakan
suatu larutan berwarna jernih. Pada saat kain dicelupkan ke dalam
larutan zat warna belum diperoleh warna yang diharapkan. Setelah
dioksidasi / dimasukkan ke dalam larutan asam (HCl atau H2SO4) akan
diperoleh warna yang dikehendaki.
Obat pembantu yang diperlukan dalam pewarnaan dengan zat warna
indigosol adalah Natrium Nitrit (NaNO2) sebagai oksidator. Warna yang
dihasilkan cenderung warna-warna lembut / pastel.Dalam pembatikan zat
warna indigosol dipakai secara celupan maupun coletan.
1. Jenis-Jenis Warna Indigosol .
Zat warna Indigosol atau Bejana
Larut adalah zat warna yang ketahanan lunturnya baik, berwarna rata dan
cerah. Zat warna ini dapat dipakai secara pencelupan dan coletan. Warna
dapat timbul setelah dibangkitkan dengan Natrium Nitrit dan Asam/ Asam
sulfat atau Asam florida.
Jenis warna Indigosol antara lain:
1. Indigosol Yellow Indigosol Green IB2. Indigosol Yellow JGK Indigosol Blue 0 4 B
3. Indigosol Orange HR Indigosol Grey IBL
4. Indigosol Pink IR Indigosol Brown IBR
5. Indigosol Violet ARR Indigosol Brown IRRD
6. Indigosol Violet 2R Indigosol Violet IBBF.
2. Cara Pewarnaannya .
Zat warna Indigosol biasa
digunakan untuk menghasilkan warna-warna yang lembut pada kain batik,
dapat dipakai dengan teknik celup maupun colet (kuas). Proses penggunaan
zat warna Indigosol juga hampir sama dengan penggunaan Naphtol,
pencelupan dibutuhkan dua kali proses.
Proses pertama sebagai pencelupan dasar dan yang kedua untuk
membangkitkan warna. Warna akan dapat muncul sesuai yang diharapkan
setelah dilakukan oksidasi, yankni memasukkan kain yang telah diberi
Indigosol ke dalam larutan asam sulfat atau asam florida (HCl atau
H2SO4) ataupun Natrium Nitrit (NaNO2).
C. RAPID.
Merupakan salah satu zat warna
yang biasa dipakai untuk membatik dengan teknik colet. Terdiri dari
campuran naphtol dan garam diazonium yang distabilkan. Untuk
membangkitkan warna biasanya digunakan asam sulfat atau asam cuka.
E. ZAT WARNA REAKTIF
Zat warna reaktif umumnya dapat
bereaksi dan mengadakan ikatan langsung dengan serat sehingga merupakan
bagian dari serat tersebut. Jenisnya cukup banyak dengan nama dan
struktur kimia yang berbeda tergantung pabrik yang membuatnya.
Salah satu yang saat ini sering digunakan untuk pewarnaan batik
adalah Remazol. Ditinjau dari segi teknis praktis pewarnaan batik dengan
remazol dapat digunakan secara pencelupan, coletan maupun kuwasan.Zat warna ini mempunyai sifat antara lain : a. Larut dalam air.
b. Mempunyai warna yang briliant dengan ketahanan luntur yang baik.
c. Daya afinitasnya rendah.
Untuk memperbaiki sifat tersebut pada pewarnaan batik diatasi dengan cara kuwasan dan fixasi menggunakan Natrium silikat.
1. Jenis Jenis Zat Warna Reaktif .
Zat warna reaktif bisa digunakan
untuk pencelupan dan pencapan (printing). Zat warna reaktif berdasarkan
cara pemakaiannya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Reaktif dingin
dan reaktif panas.
Untuk zat warna reaktif dingin salah satunya adalah zat warna
procion,dengan nama dagang Procion MX, yaitu zat warna yang mempunyai
kereaktifan tinggi dan dicelup pada suhu rendah.Zat warna reaktif termasuk zat warna yang larut dalam air dan mengadakan reaksi dengan sera selulosa, sehingga zat warna reaktif tersebut merupakan bagian dari serat. Oleh karen itu sifat-sifat tahan luntur warna dan tahan sinarnya sangat baik
Nama dagang zat warna teraktif, sebagai berikut: 1. Procion (produk dari I.C.I) Drimarine (produk Sandoz)
2. Cibacron (produk Ciba Geigy) Primazine (produk BASF)
3. Remazol (produk Hoechst) Levafix (produk Bayer)
F. Zat WARNA IDANTHRENE
Zat warna indanthrene normal
termasuk golongan zat warna bejana yang tidak larut dalam air.Proses
pencelupannya tidak perlu penambahan elektrolit karena mempuyai daya
serap yang tinggi. Pemakaian reduktor dan alkali banyak dan dicelup pada
suhu (40'c-60'c).
Contoh zat warna Indanthrene:
1. Helanthrene Yellow GC MP2. Helanthrene Orange RK MP
3. Helanthrene Brilian Pink RS MP
4. Helanthrene Blue RCL MP
5. Helanthrene Green B MP
6. Helanthrene Brown BK MP
G. ZAT WARNA PIGMEN
Adalah zat warna yang tidak larut
dalam segala macam pelarut. Zat warna ini sebetulnya tidak mempunyai
afinitas terhadap segala macam serat. Pemakaiannya untuk bahan tekstil
memerlukan suatu zat pengikat yang membantu pengikatan zat warna
tersebut dengan serat.Pengikat yang digunakan yaitu emulsi (campuran
dari emulsifier, air dan minyak tanah) yang dicampur dengan putaran
tinggi. Zat warna pigmen banyak digunakan untuk cetak saring, tidak
layak digunakan sebagai pencelupan.
Contoh nama dagang zat warna pigmen:
1. Acram in (Bayer)2. Helizarin (BASF)
3. Sandye (Sanyo) Pristofix (Sandoz)
4. Alcilan (I.C.I)
BAHAN ALAMI PEWARNA BATIK
Macam-macam Bahan Alami Pewarna Batik
By Kang Ucup
at
10:36 AM
Pewarnaan pada batik menjadi salah satu unsur penting dalam menciptakan
karya seni batik yang indah. Tak sulit menemukan bahan pewarna batik
karena dengan mudahnya kita akan mendapatkannya di toko-toko yang
menjual bahan dan alat-alat keperluan membatik. Namun terkadang di dalam
proses pewarnaan kain batik, banyak pengrajin batik yang belum mengolah
limbahnya secara benar. Air bekas cucian yang bercampur dengan
bahan-bahan kimia termasuk juga bahan pewarna batik, dialirkan
begitu saja ke selokan, yang akhirnya meleber ke tengah jalan. Bahkan
ada juga yang mengalirkannya langsung ke sungai. Alhasil sungai menjadi
berubah warna dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Limbah tersebut
dapat membunuh organisme yang hidup di dalam sungai yang berdampak buruk
pada kelangsungan hidup ikan dan hewan lain yang ada di dalamnya.
Untuk memperkecil resiko yang ditimbulkan dari limbah batik, penggunaan
bahan pewarna alami batik mungkin bisa menjadi salah satu pilihan.
Selain lebih ramah lingkungan, dengan menggunakan bahan pewarna alami
juga dapat menghasilkan warna-warna batik klasik yang alami.
Bahan pewarna alami batik bisa didapat dari bahan tumbuh-tumbuhan yang
di ekstrak. Bahan tersebut bisa berasal dari akar, batang, kulit, daun,
bunga maupun buahnya. Dari bahan-bahan tersebut akan dihasilkan
warna-warna yang beragam meski tidak selengkap bila menggunakan zat
pewarna batik kimia.
Ada banyak sekali bahan pewarna alami untuk batik yang bisa digunakan.
Berikut ini beberapa contoh bahan-bahan alami yang dapat dijadikan
sebagai bahan pewarna batik alami.
Daun Teh
Selain dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman, bagian daun teh
yang sudah tua juga bisa dimanfaatkan untuk membuat zat pewarna alami
batik. Bagian daun teh ini setelah diolah akan menghasilkan warna
cokelat.
Daun Alpukat
Alpukat merupakan buah yang sangat baik untuk kesehatan tubuh karena
banyak mengandung vitamin di dalamnya. Selain buahnya, daun alpukat bisa
juga dimanfaatkan sebagai pilihan lain bahan pewarna batik alami yang
dapat menghasilkan warna hijau kecokelatan pada batik.
Daun Jati
Pohon Jati merupakan salah satu tanaman dengan tekstur kayu keras dan
sering menjadi bahan pembuatan mebel dan bahan bangunan rumah dengan
kualitas baik. Daunnya yang lebar dapat digunakan untuk membungkus nasi
(pada jaman dahulu) yang akan membuat cita rasa nasi menjadi lebih
sedap. Selain itu, daun jati juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pewarna alami batik. Yang digunakan adalah daun jati yang masih muda.
Daun muda inilah yang dapat menghasilkan warna merah kecokelatan pada
batik.
Indigo/ Tarum/ Nila
Tarum merupakan salah satu tanaman yang termasuk ke dalam suku polong-polongan. Masyarakat Jawa menyebut tanaman ini Tom. Tarum biasa digunakan sebagai pewarna kain yang dapat menghasilkan warna biru.
Kulit Pohon dan Daun Mangga
Pohon mangga selain menghasilkan buah yang segar untuk dimakan, bagian
kulit kayu pohon ini bisa digunakan sebagai bahan dasar membuat pewarna
alami batik. Kulit kayu dan daun pohon mangga dapat menghasilkan warna
hijau alami pada batik.
Akar Pace/ Mengkudu
Tanaman mengkudu masih cukup mudah dijumpai di sekitar kita. Tanaman ini
termasuk tanaman obat yang bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Bagian
yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami batik adalah akarnya. Akar
mengkudu akan menghasilkan warna merah.
Daun Andong
Andong merupakan jenis tanaman yang biasanya ditanam di halaman rumah
sebagai tanaman hias. Tanaman ini berasal Asia Timur dan dapat tumbuh
dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1.900 meter di atas
permukaan laut. Andong termasuk tanaman perdu yang tumbuh tegak dengan
tinggi mencapai 4 meter. Andong mempunyai daun tunggal dengan warna
hijau dan merah kecokelatan. Dari daun inilah yang dapat menghasilkan
warna hijau ketika diolah menjadi bahan alami batik.
Kelapa
Pohon kelapa merupakan salah satu pohon yang seluruh bagiannya dapat
dimanfaatkan oleh manusia, mulai dari akar, batang, buah, daun, kulit
kayu dan bagian lainnya. Untuk pembuatan bahan pewarna alami batik, yang
digunakan adalah sabutnya, yang merupakan kulit terluar dari buah
kelapa. Warna yang dihasilkan dari sabut kelapa adalah warna krem
kecokelatan.
Putri Malu
Putri malu dapat dijumpai di mana saja mulai dari pinggir jalan,
semak-semak, atau pun di kebun-kebun. Ciri khas tanaman putri malu
adalah daunnya akan menutup ketika tersentuh. Bagian yang bisa digunakan
sebagai bahan pewarna alami adalah bunga dan daun. Bagian ini akan
menghasilkan warna kuning kehijau-hijauan.
Kulit Secang
Secang juga masuk ke dalam keluarga polong-polongan. Kulit pohonnya
dapat diolah menjadi bahan pembuatan minuman penyegar. Di tiap daerah
dan negara, secang mempunyai nama yang berbeda. seperti seupeueng
(Aceh), sepang (Gayo), sopang (Toba), lacang (Minangkabau), secang
(Sunda), secang (Jawa), secang (Madura), sepang (Sasak), supa (Bima),
sepel (Timor), hape (Sawu), hong (Alor), sepe (Roti), sema (Manado),
dolo (Bare), sapang (Makasar), sepang (Bugis), sepen (Halmahera
selatan), savala (Halmahera Utara), sungiang (Ternate), roro (Tidore),
sappanwood (Inggris), dan suou (Jepang).Selain dijadikan bahan minuman,
kulit kayu secang juga dapat digunakan sebagai warna alami batik yang
menghasilkan warna merah.
Kunyit
Siapa pun pasti sudah mengenal dengan baik dengan yang namanya Kunyit.
Karena kunyit merupakan salah satu tanaman yang sering dijadikan bahan
bumbu masakan yang kita santap sehari-hari. Kunyit juga dimanfaatkan
sebagai obat herbal alami yang dapat menyembuhkan jenis penyakit
tertentu. Selain itu, kunyit juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pewarna alami batik. Bagian tanaman yang digunakan adalah umbinya yang
akan menghasilkan warna kuning.
Bawang Merah
Selain bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masak, bawang merah juga bisa
digunakan untuk bahan pewarna alami batik. Bahan yang dapat diambil
adalah bagian kulit yang dapat menghasilkan warna jingga kecokelatan.
Itulah contoh dari beberapa bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna batik.
Karena berasal dari bahan alami, menjadikan bahan pewarna ini lebih
ramah lingkungan. Dengan menggunakan pewarna alami maka secara tidak
langsung kita telah turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian
lingkungan.
Sumber : http://kesolo.com/mengenal-bahan-pewarna-alami-batik/
CANTING
Canting Batik Macam dan Kegunaannya
Canting Batik dan Bagiannya |
Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting batik
terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk
atau carat fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam (lilin).
Supaya keluarnya lebih lancar, ujung cucuk ini ditiup dahulu untuk
mendinginkan suhu malam. Nyamplung fungsinya sebagai tempat untuk
memasukkan malam panas. Cucuk dan nyamplung terbuat dari tembaga, karena
tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting batik yang ketiga adalah pegangan canting batik yang terbuat dari bambu. Pada umumnya canting batik terbuat dari tembaga, dalam perkembangannya fungsi tembaga digantikan dengan teflon. Bahkan saat ini ada canting batik elektrik yang pemanasnya langsung ke nyamplung canting, jadi tidak perlu di panaskan di dalam wajan.
Bentuk dan bagian-bagian canting batik:
Bentuk dan bagian-bagian canting batik:
Bagian-bagian Canting Batik |
- Gagang terong, yaitu tangkai canting batik yang terletak pada bagian belakang untuk ditancapkan pada tangkai yang sebenarnya dan umumnya terbuat dari bambu.
- Nyamplungan, yaitu badan utama canting batik dan berbentuk oval agak pipih. Fungsinya untuk menciduk dari tempat cairan malam. Dinamakan nyamplungan karena bentuk dan besarnya menyerupai nyamplung yaitu nama buah-buahan.
- Carat/cucuk. Carat atau cucuk terletak pada bagian paling depan dan berbentuk seperti pipa melengkung. Fungsinya untuk jalan keluarnya cairan malam.
Sebagai alat untuk melukis batik, canting batik dibedakan menjadi beberapa macam, canting batik menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting batik menurut banyaknya cucuk atau carat.
1. Canting Batik Menurut Fungsinya
Canting Batik Rengreng
Canting batik ini mempunyai cucuk
tunggal dan tidak terlalu besar, diameter 1-2.5 mm. Fungsinya untuk
membuat pola pertama pada batik tulis atau terkenal dengan istilah
merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada
isian maupun tembokan atau pulasan pada kain.
Canting Batik Isen
Canting batik isen mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan, diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm.
2. Canting Batik Menurut Ukurannya
Canting Batik Cucuk Kecil
Adalah canting batik bercucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng.
Canting Batik Cucuk Sedang
Canting batik ini digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
Canting Batik Cucuk Besar
Digunakan untuk membuat pola-pola yang berukuran besar. Pola tersebut
dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan.
Tapi tidak semuanya pola diperlakukan seperti itu karena akan memakan
waktu yang lebih lama untuk memilih pola yang akan diperbesar. Di daerah
Trusmi, Cirebon canting batik ini
digunakan untuk membuat tembokan atau pulasan pada kain, biasanya ujung
cucuk ditambah dengan balutan kain sehingga diameter yang didapat lebih
besar.
3. Canting Batik Menurut Banyaknya Cucuk atau Carat
Canting Batik Cecekan
Canting batik ini tergolong canting isen yang mempunyai carat tunggal. Fungsinya sebagai pembuat titik-titik isen atau isen lainnya seperti isen ukel, pada motif batik.
Canting Batik Loron
Diambil dari kata loro (dua dalam bahasa jawa), yang berarti canting batik ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap pada pola batik seperti batasan pada bogem.
Canting Batik Telon
Canting batik telon mempunyai cucuk tiga berbentuk segitiga sama sisi. Fungsinya untuk membuat pola isen yang berbentuk segitiga.
Canting Batik Prapatan
Bentuk canting batik prapatan cucuknya mempunyai empat buah dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting batik isen lainnya sebagai pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
Canting Batik Liman
Mempunayai cucuk lima dengan titik berbentuk lingkaran. Satu sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
Canting Batik Byok
Canting batik ini cucuknya berjumlah tujuh atau lebih biasanya jumlahnya ganjil. Fungsinya untuk membuat lingkaran
Canting Batik Galaran
Canting batik
galaran atau renteng mempunyai mata cucuk yang berbaris dari atas
kebawah, jumlahnya empat atau lebih, biasanya berjumlah genap.
Sumber : http://batikdan.blogspot.co.id/2011/08/canting-batik-macam-dan-kegunaannya.html
Langganan:
Postingan (Atom)