Rabu, 25 November 2015

PENGERTIAN DAN SEJARAH BATIK

PDF Print E-mail
Pengertian Batik
Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan.setelah itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.
Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang berarti titik / matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik” (Indonesia Indah ”batik”, 1997, 14). Di samping itu mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” akan tetapi seharusnya”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain ialah melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.

Sejarah Perkembangan Batik
Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Jaman Kerajaan Majapahit
Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang juga tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu clash tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu, ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.

Jaman Penyebaran Islam
Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang diasuh Kyai Hasan Basri. Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren Tegalsari mendidik anak didiknya untuk menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.

Batik Solo dan Yogyakarta
Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada masa raja Panembahan Senopati. Plered merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan, keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat biasa.
Ketika masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang menyebabkan keluarga kerajaan yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah lain seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo, Tulung Agung dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di kalangan luas.

Batik di Wilayah Lain
Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah perang Diponegoro, batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah Banyumas. Batik Banyumas dikenal dengan motif dan warna khusus dan dikenal dengan batik Banyumas. Selain ke Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga ada yang menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik di daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.
Selain di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal ini terjadi karena masyarakat dari Jawa Tengah merantau ke kota seperti Ciamis dan Tasikmalaya. Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah Wurug, Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai berkembang dari keraton dan mempunyai ciri khas tersendiri. 
Sumber : http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/index.php?option=com_content&view=article&id=205&Itemid=232
 

KWUNIKAN BATIK SOLO

Keunikan Batik Solo Bermotif Sogan

Pada awal sejarah dikenalnya batik oleh masyarakat Indonesia,hanya keluarga kerajaan keraton Solo yang boleh mengenakan batik.Motif batik yang dikenakan waktu itu memiliki makna yang dalam.Untuk beberapa motif,malahan hanya dipakai saat-saat tertentu saja.Misalnya saat ada kelahiran,pertunangan maupun pernikahan dan kematian.Motif yang terdapat pada jarik yang dikenakan memiliki arti tersendiri yang berkaitan dengan acara yang diikuti saat itu.

Saat ini,batik modern Solo sudah berkembang sangat pesat,bahkan beberapa perancang kita memamerkan hasil rancangan mereka berupa gaun malam yang indah,dengan bahan dasar batik.
Salah satu motif batik unik Solo adalah sogan.Batik yang satu ini,memiliki warna khas tersendiri ,yaitu coklat tanah.Adapun motifnya bermacam-macam dan tentu saja tampak apik dan elegan.Si pemakai kan tampil lebih anggun.Jika ingin memiliki batik sogan,anda dapat membelinya disini http://batik-modern.net/
Batik sogan solo inilah salah satu dari sekian banyak  yang dipamerkan di jakarta dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional tanggal 2 oktober.Sejumlah pengusaha batik ,memamerkan hasil produksi mereka kepada masyarakat,bahkan juga ada kunjugan dari beberapa mahasiswa dari Amerika yang mencoba mempraktekkan cara membuat batik tulis.
Mereka menggambar pola di kain,dan menorehkan malam dengan canting layaknya pengrajin batik.Walaupun hasilnya tentu saja jauh dari rapi,namun mereka bangga karena sudah langsung praktek bagaimanakah proses membatik dilakukan.Hasil dari pembatikan mereka,dibawa pulang sebagai oleh-oleh untuk keluarga mereka
 Sumber : http://questiontheculture.blogspot.co.id/2014/11/keunikan-batik-solo-bermotif-sogan.html

Selasa, 24 November 2015

CARA MERAWAT BATIK YANG BENAR

Cara Merawat Batik Yang Benar

Picture Nah, akhirnya saya memiliki kesempatan lagi untuk mengulas ide - ide yang saya miliki mengenai cara merawat batik yang baik dan benar supaya batik kesayangan anda dapat bertahan lama dan tidak mudah luntur loh..

Yap. Tips cara merawat batik yang benar ini dapat anda jadikan referensi agar batik kesayangan anda menjadi terlihat selalu baru. Kami pun telah meringkas ide kami menjadi 7 tips unik menarik.

Nah, berikut ini merupakan tips cara merawat batik yang benar yang perlu anda ketahui, yaknu :
1. Hindari penggunaan sabun deterjen, karena sifatnya terlalu keras dalam mengikis warna yang menempel pada kain.
2. Mencuci dengan cairan khusus yang banyak dijual di pasaran (lerak) atau shampoo. Larutkan air sampo sehingga tidak ada bagian yang mengental, sehingga tidak merusak warna kain .

3. Mencuci kain batik cukup dengan dikucek lembut, terutama pada bagianyang kotor saja. Tidak perlu diperas, cukup ditarik bagian ujung-ujungnya saja agar kain batik lurus kembali.

4. Hindari menjemur kain/baju batik di tempat yang langsung terkena sinar matahari, cukup dijemur ditempat teduh atau diangin-anginkan saja.

5. Hindari menyetrika langsung kain/baju batik  (setrika bagian dalamnya saja) atau lapisi dengan kain lain pada saat disetrika.

6. Hindari menyemprot langsung kain/baju batik dengan parfum atau pengharum badan yang lainnya, karena akan merusak warna pada corak batik.

7. Pada saat menyimpan kain/baju batik di lemari, hindari menggunakan kapur barus dan sejenisnya, karena akan merusak kain. Untuk mengusir ngengat gunakan lada yang dibungkus dengan tissue, letakkan di sudut lemari pakaian.

Nah, sekarang bagaimana? Dengan pemberian tips cara merawat batik yang benar ini dapat membantu esulitan anda dalam menjaga kualitas baju batik kesayangan anda agar selalu tetap bertahan lama,ya.

Dan semoga artikel kami yang berjudul " Tips Cara Merawat Batik Yang Benar " dapat bermanfaat untuk anda semua. Dan semoga tips cara merawat batik yang benar ini akan berguna jika anda mengikuti tahap yang benar sesuai dengan pemberian tips kami.
Sumber :

CANTING BATIK DAN KEGUNAANNYA

Canting Batik dan Bagiannya
Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting batik terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk atau carat fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam (lilin). Supaya keluarnya lebih lancar, ujung cucuk ini ditiup dahulu untuk mendinginkan suhu malam. Nyamplung fungsinya sebagai tempat untuk memasukkan malam panas. Cucuk dan nyamplung terbuat dari tembaga, karena tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting batik yang ketiga adalah pegangan canting batik yang terbuat dari bambu. Pada umumnya canting batik terbuat dari tembaga, dalam perkembangannya fungsi tembaga digantikan dengan teflon. Bahkan saat ini ada canting batik elektrik yang pemanasnya langsung ke nyamplung canting, jadi tidak perlu di panaskan di dalam wajan.
Bentuk dan bagian-bagian canting batik:
Bagian-bagian Canting Batik
  1. Gagang terong, yaitu tangkai canting batik yang terletak pada bagian belakang untuk ditancapkan pada tangkai yang sebenarnya dan umumnya terbuat dari bambu.
  2. Nyamplungan, yaitu badan utama canting batik dan berbentuk oval agak pipih. Fungsinya untuk menciduk dari tempat cairan malam. Dinamakan nyamplungan karena bentuk dan besarnya menyerupai nyamplung yaitu nama buah-buahan.
  3. Carat/cucuk. Carat atau cucuk terletak pada bagian paling depan dan berbentuk seperti pipa melengkung. Fungsinya untuk jalan keluarnya cairan malam.
Sebagai alat untuk melukis batik, canting batik dibedakan menjadi beberapa macam, canting batik menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting batik menurut banyaknya cucuk atau carat.
1. Canting Batik Menurut Fungsinya
Canting Batik Rengreng
Canting batik ini mempunyai cucuk tunggal dan tidak terlalu besar, diameter 1-2.5 mm. Fungsinya untuk membuat pola pertama pada batik tulis atau terkenal dengan istilah merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada isian maupun tembokan atau pulasan pada kain.
Canting Batik Isen
Canting batik isen mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan, diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm.
2. Canting Batik Menurut Ukurannya
Canting Batik Cucuk Kecil
Adalah canting batik bercucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng.
Canting Batik Cucuk Sedang
Canting batik ini digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
Canting Batik Cucuk Besar
Digunakan untuk membuat pola-pola yang berukuran besar. Pola tersebut dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan. Tapi tidak semuanya pola diperlakukan seperti itu karena akan memakan waktu yang lebih lama untuk memilih pola yang akan diperbesar. Di daerah Trusmi, Cirebon canting batik ini digunakan untuk membuat tembokan atau pulasan pada kain, biasanya ujung cucuk ditambah dengan balutan kain sehingga diameter yang didapat lebih besar.
3. Canting Batik Menurut Banyaknya Cucuk atau Carat
Canting Batik Cecekan
Canting batik ini tergolong canting isen yang mempunyai carat tunggal. Fungsinya sebagai pembuat titik-titik isen atau isen lainnya seperti isen ukel, pada motif batik.
Canting Batik Loron
Diambil dari kata loro (dua dalam bahasa jawa), yang berarti canting batik ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap pada pola batik seperti batasan pada bogem.
Canting Batik Telon
Canting batik telon mempunyai cucuk tiga berbentuk segitiga sama sisi. Fungsinya untuk membuat pola isen yang berbentuk segitiga.
Canting Batik Prapatan
Bentuk canting batik prapatan cucuknya mempunyai empat buah dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting batik isen lainnya sebagai pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
Canting Batik Liman
Mempunayai cucuk lima dengan titik berbentuk lingkaran. Satu sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
Canting Batik Byok
Canting batik ini cucuknya berjumlah tujuh atau lebih biasanya jumlahnya ganjil. Fungsinya untuk membuat lingkaran
Canting Batik Galaran
Canting batik galaran atau renteng mempunyai mata cucuk yang berbaris dari atas kebawah, jumlahnya empat atau lebih, biasanya berjumlah genap.

PEWARNA PADA BATIK

PEWARNA PADA BATIK.
Yang dimaksud pewarna atau zat pewarna batik adalah zat warna tekstil yang dapat digunaka dalam proses pewarnaan batik baik dengan cara pencelupan maupun coletan pada suhu kamar sehingga tidak merusak lilin sebagai perintang warnanya.Beberapa bahan warna sintetis yang sering digunakan untuk mewarnai batik antara lain:.
A. NAPHTOL
Zat pewarna sintetis ini digunakan dalam proses pewarnaan dengan teknik celup,terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi berbeda yakni naphtol dasar dan pembangkit warna.
Naphtol dasar (penaphtolan) biasanya digunakan pertama kali dalam proses pewarnaan, pada pencelupan pertama ini warna belum nampak dalam kain, untuk membangkitkan warna dalam kain dibutuhkan larutan garam diazonium sehingga akan memunculkan warna sesuai yang diinginkan.
Secara teknis Naphtol tidak bisa larut dalam air,untuk melarutkannya biasanya para perajin menggunakan zat lain seperti kostik soda.
1. Jenis-Jenis Warna Naphtol .
Zat warna naptol terdiri dari komponen naptol sebagai komponen dasar dan komponen pembangkit warna yaitu garam diazonium atau disebut garam naptol.
Naptol yang banyak dipakai dalam pembatikan antara lain: 1. Naptol AS-G
2. Naptol AS-LB
3. Naptol AS-BO
4. Naptol AS-D
5. Naptol AS Naptol AS.OL
6. Naptol AS-BR
7. Naptol AS.BS
8. Naptol AS-GR
Garam diazonium yang dipakai dalam pembatikan antara lain: 1. Garam Kuning GC
2. Garam Bordo GP
3. Garam Orange GC
4. Garam Violet B
5. Garam Scarlet R
6. Garam Blue BB
7. Garam Scarlet GG
8. Garam Blue B
9. Garam Red 3 GL
10. Garam Black B
11. Garam Red B
2. Resep Zat Warna Naptol .
Resep Zat warna napthol yang umum banyak digunakan adalah :
1. Zat Warna Napthol 3 gr/liter.
2. Kostik soda 1/2 (setengah) dari jumlah Zat Warna Napthol.
3. Garam Napthol adalah 3 kali jumlah Zat Warna Naphtol.
3. Cara Pewarnaanya .
Zat warna ini merupakan zat warna yang tidak larut dalam air.Untuk melarutkannya diperlukan zat pembantu yaitu kostik soda. Pencelupan naphtol dikerjakan dalam 2 tingkat.
1) Pertama
:
Pencelupan dengan larutan naphtolnya sendiri (penaphtolan). Pada pencelupan pertama ini belum diperoleh warna atau warna belum timbul.
2) Kedua
:
Kemudian dicelup/dibangkitkan dengan larutan garam diazodium, dan akan diperoleh warna yan dikehendaki.Tua muda warna tergantung pada banyaknya naphtol yang diserap oleh serat.
B. INDIGOSOL
Zat warna indigosol adalah jenis zat warna Bejana yang larut dalam air. Larutan zat warnanya merupakan suatu larutan berwarna jernih. Pada saat kain dicelupkan ke dalam larutan zat warna belum diperoleh warna yang diharapkan. Setelah dioksidasi / dimasukkan ke dalam larutan asam (HCl atau H2SO4) akan diperoleh warna yang dikehendaki.
Obat pembantu yang diperlukan dalam pewarnaan dengan zat warna indigosol adalah Natrium Nitrit (NaNO2) sebagai oksidator. Warna yang dihasilkan cenderung warna-warna lembut / pastel.Dalam pembatikan zat warna indigosol dipakai secara celupan maupun coletan.
1. Jenis-Jenis Warna Indigosol .
Zat warna Indigosol atau Bejana Larut adalah zat warna yang ketahanan lunturnya baik, berwarna rata dan cerah. Zat warna ini dapat dipakai secara pencelupan dan coletan. Warna dapat timbul setelah dibangkitkan dengan Natrium Nitrit dan Asam/ Asam sulfat atau Asam florida.
Jenis warna Indigosol antara lain: 1. Indigosol Yellow Indigosol Green IB
2. Indigosol Yellow JGK Indigosol Blue 0 4 B
3. Indigosol Orange HR Indigosol Grey IBL
4. Indigosol Pink IR Indigosol Brown IBR
5. Indigosol Violet ARR Indigosol Brown IRRD
6. Indigosol Violet 2R Indigosol Violet IBBF.
2. Cara Pewarnaannya .
Zat warna Indigosol biasa digunakan untuk menghasilkan warna-warna yang lembut pada kain batik, dapat dipakai dengan teknik celup maupun colet (kuas). Proses penggunaan zat warna Indigosol juga hampir sama dengan penggunaan Naphtol, pencelupan dibutuhkan dua kali proses.
Proses pertama sebagai pencelupan dasar dan yang kedua untuk membangkitkan warna. Warna akan dapat muncul sesuai yang diharapkan setelah dilakukan oksidasi, yankni memasukkan kain yang telah diberi Indigosol ke dalam larutan asam sulfat atau asam florida (HCl atau H2SO4) ataupun Natrium Nitrit (NaNO2).
C. RAPID.
Merupakan salah satu zat warna yang biasa dipakai untuk membatik dengan teknik colet. Terdiri dari campuran naphtol dan garam diazonium yang distabilkan. Untuk membangkitkan warna biasanya digunakan asam sulfat atau asam cuka.
E. ZAT WARNA REAKTIF
Zat warna reaktif umumnya dapat bereaksi dan mengadakan ikatan langsung dengan serat sehingga merupakan bagian dari serat tersebut. Jenisnya cukup banyak dengan nama dan struktur kimia yang berbeda tergantung pabrik yang membuatnya.
Salah satu yang saat ini sering digunakan untuk pewarnaan batik adalah Remazol. Ditinjau dari segi teknis praktis pewarnaan batik dengan remazol dapat digunakan secara pencelupan, coletan maupun kuwasan.
Zat warna ini mempunyai sifat antara lain : a. Larut dalam air.
b. Mempunyai warna yang briliant dengan ketahanan luntur yang baik.
c. Daya afinitasnya rendah.
Untuk memperbaiki sifat tersebut pada pewarnaan batik diatasi dengan cara kuwasan dan fixasi menggunakan Natrium silikat.
1. Jenis Jenis Zat Warna Reaktif .
Zat warna reaktif bisa digunakan untuk pencelupan dan pencapan (printing). Zat warna reaktif berdasarkan cara pemakaiannya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Reaktif dingin dan reaktif panas.
Untuk zat warna reaktif dingin salah satunya adalah zat warna procion,dengan nama dagang Procion MX, yaitu zat warna yang mempunyai kereaktifan tinggi dan dicelup pada suhu rendah.
Zat warna reaktif termasuk zat warna yang larut dalam air dan mengadakan reaksi dengan sera selulosa, sehingga zat warna reaktif tersebut merupakan bagian dari serat. Oleh karen itu sifat-sifat tahan luntur warna dan tahan sinarnya sangat baik
Nama dagang zat warna teraktif, sebagai berikut: 1. Procion (produk dari I.C.I) Drimarine (produk Sandoz)
2. Cibacron (produk Ciba Geigy) Primazine (produk BASF)
3. Remazol (produk Hoechst) Levafix (produk Bayer)
F. Zat WARNA IDANTHRENE
Zat warna indanthrene normal termasuk golongan zat warna bejana yang tidak larut dalam air.Proses pencelupannya tidak perlu penambahan elektrolit karena mempuyai daya serap yang tinggi. Pemakaian reduktor dan alkali banyak dan dicelup pada suhu (40'c-60'c).
Contoh zat warna Indanthrene: 1. Helanthrene Yellow GC MP
2. Helanthrene Orange RK MP
3. Helanthrene Brilian Pink RS MP
4. Helanthrene Blue RCL MP
5. Helanthrene Green B MP
6. Helanthrene Brown BK MP
G. ZAT WARNA PIGMEN
Adalah zat warna yang tidak larut dalam segala macam pelarut. Zat warna ini sebetulnya tidak mempunyai afinitas terhadap segala macam serat. Pemakaiannya untuk bahan tekstil memerlukan suatu zat pengikat yang membantu pengikatan zat warna tersebut dengan serat.Pengikat yang digunakan yaitu emulsi (campuran dari emulsifier, air dan minyak tanah) yang dicampur dengan putaran tinggi. Zat warna pigmen banyak digunakan untuk cetak saring, tidak layak digunakan sebagai pencelupan.
Contoh nama dagang zat warna pigmen: 1. Acram in (Bayer)
2. Helizarin (BASF)
3. Sandye (Sanyo) Pristofix (Sandoz)
4. Alcilan (I.C.I)

BAHAN ALAMI PEWARNA BATIK

Macam-macam Bahan Alami Pewarna Batik

Pewarnaan pada batik menjadi salah satu unsur penting dalam menciptakan karya seni batik yang indah. Tak sulit menemukan bahan pewarna batik karena dengan mudahnya kita akan mendapatkannya di toko-toko yang menjual bahan dan alat-alat keperluan membatik. Namun terkadang di dalam proses pewarnaan kain batik, banyak pengrajin batik yang belum mengolah limbahnya secara benar. Air bekas cucian yang bercampur dengan bahan-bahan kimia termasuk juga bahan pewarna batik, dialirkan begitu saja ke selokan, yang akhirnya meleber ke tengah jalan. Bahkan ada juga yang mengalirkannya langsung ke sungai. Alhasil sungai menjadi berubah warna dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Limbah tersebut dapat membunuh organisme yang hidup di dalam sungai yang berdampak buruk pada kelangsungan hidup ikan dan hewan lain yang ada di dalamnya.
Untuk memperkecil resiko yang ditimbulkan dari limbah batik, penggunaan bahan pewarna alami batik mungkin bisa menjadi salah satu pilihan. Selain lebih ramah lingkungan, dengan menggunakan bahan pewarna alami juga dapat menghasilkan warna-warna batik klasik yang alami.
Bahan pewarna alami batik bisa didapat dari bahan tumbuh-tumbuhan yang di ekstrak. Bahan tersebut bisa berasal dari akar, batang, kulit, daun, bunga maupun buahnya. Dari bahan-bahan tersebut akan dihasilkan warna-warna yang beragam meski tidak selengkap bila menggunakan zat pewarna batik kimia.
Macam-macam Bahan Alami Pewarna Batik
Ada banyak sekali bahan pewarna alami untuk batik yang bisa digunakan. Berikut ini beberapa contoh bahan-bahan alami yang dapat dijadikan sebagai bahan pewarna batik alami.
Daun Teh
Selain dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman, bagian daun teh yang sudah tua juga bisa dimanfaatkan untuk membuat zat pewarna alami batik. Bagian daun teh ini setelah diolah akan menghasilkan warna cokelat.
Daun Alpukat
Alpukat merupakan buah yang sangat baik untuk kesehatan tubuh karena banyak mengandung vitamin di dalamnya. Selain buahnya, daun alpukat bisa juga dimanfaatkan sebagai pilihan lain bahan pewarna batik alami yang dapat menghasilkan warna hijau kecokelatan pada batik.
Daun Jati
Pohon Jati merupakan salah satu tanaman dengan tekstur kayu keras dan sering menjadi bahan pembuatan mebel dan bahan bangunan rumah dengan kualitas baik. Daunnya yang lebar dapat digunakan untuk membungkus nasi (pada jaman dahulu) yang akan membuat cita rasa nasi menjadi lebih sedap. Selain itu, daun jati juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami batik. Yang digunakan adalah daun jati yang masih muda. Daun muda inilah yang dapat menghasilkan warna merah kecokelatan pada batik.
Indigo/ Tarum/ Nila
Tarum merupakan salah satu tanaman yang termasuk ke dalam suku polong-polongan. Masyarakat Jawa menyebut tanaman ini Tom. Tarum biasa digunakan sebagai pewarna kain yang dapat menghasilkan warna biru.
Kulit Pohon dan Daun Mangga
Pohon mangga selain menghasilkan buah yang segar untuk dimakan, bagian kulit kayu pohon ini bisa digunakan sebagai bahan dasar membuat pewarna alami batik. Kulit kayu dan daun pohon mangga dapat menghasilkan warna hijau alami pada batik.
Akar Pace/ Mengkudu
Tanaman mengkudu masih cukup mudah dijumpai di sekitar kita. Tanaman ini termasuk tanaman obat yang bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Bagian yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami batik adalah akarnya. Akar mengkudu akan menghasilkan warna merah.
Daun Andong
Andong merupakan jenis tanaman yang biasanya ditanam di halaman rumah sebagai tanaman hias. Tanaman ini berasal Asia Timur dan dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1.900 meter di atas permukaan laut. Andong termasuk tanaman perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 4 meter. Andong mempunyai daun tunggal dengan warna hijau dan merah kecokelatan. Dari daun inilah yang dapat menghasilkan warna hijau ketika diolah menjadi bahan alami batik.
Kelapa
Pohon kelapa merupakan salah satu pohon yang seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan oleh manusia, mulai dari akar, batang, buah, daun, kulit kayu dan bagian lainnya. Untuk pembuatan bahan pewarna alami batik, yang digunakan adalah sabutnya, yang merupakan kulit terluar dari buah kelapa. Warna yang dihasilkan dari sabut kelapa adalah warna krem kecokelatan.
Putri Malu
Putri malu dapat dijumpai di mana saja mulai dari pinggir jalan, semak-semak, atau pun di kebun-kebun. Ciri khas tanaman putri malu adalah daunnya akan menutup ketika tersentuh. Bagian yang bisa digunakan sebagai bahan pewarna alami adalah bunga dan daun. Bagian ini akan menghasilkan warna kuning kehijau-hijauan.
Kulit Secang
Secang juga masuk ke dalam keluarga polong-polongan. Kulit pohonnya dapat diolah menjadi bahan pembuatan minuman penyegar. Di tiap daerah dan negara, secang mempunyai nama yang berbeda. seperti seupeueng (Aceh), sepang (Gayo), sopang (Toba), lacang (Minangkabau), secang (Sunda), secang (Jawa), secang (Madura), sepang (Sasak), supa (Bima), sepel (Timor), hape (Sawu), hong (Alor), sepe (Roti), sema (Manado), dolo (Bare), sapang (Makasar), sepang (Bugis), sepen (Halmahera selatan), savala (Halmahera Utara), sungiang (Ternate), roro (Tidore), sappanwood (Inggris), dan suou (Jepang).Selain dijadikan bahan minuman, kulit kayu secang juga dapat digunakan sebagai warna alami batik yang menghasilkan warna merah.
Kunyit
Siapa pun pasti sudah mengenal dengan baik dengan yang namanya Kunyit. Karena  kunyit merupakan salah satu tanaman yang sering dijadikan bahan bumbu masakan yang kita santap sehari-hari. Kunyit juga dimanfaatkan sebagai obat herbal alami yang dapat menyembuhkan jenis penyakit tertentu. Selain itu, kunyit juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami batik. Bagian tanaman yang digunakan adalah umbinya yang akan menghasilkan warna kuning.
Bawang Merah
Selain bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masak, bawang merah juga bisa digunakan untuk bahan pewarna alami batik. Bahan yang dapat diambil adalah bagian kulit yang dapat menghasilkan warna jingga kecokelatan.
Itulah contoh dari beberapa bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna batik. Karena berasal dari bahan alami, menjadikan bahan pewarna ini lebih ramah lingkungan. Dengan menggunakan pewarna alami maka secara tidak langsung kita telah turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan. 
Sumber : http://kesolo.com/mengenal-bahan-pewarna-alami-batik/

CANTING

Canting Batik Macam dan Kegunaannya

Canting Batik dan Bagiannya
Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting batik terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk atau carat fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam (lilin). Supaya keluarnya lebih lancar, ujung cucuk ini ditiup dahulu untuk mendinginkan suhu malam. Nyamplung fungsinya sebagai tempat untuk memasukkan malam panas. Cucuk dan nyamplung terbuat dari tembaga, karena tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting batik yang ketiga adalah pegangan canting batik yang terbuat dari bambu. Pada umumnya canting batik terbuat dari tembaga, dalam perkembangannya fungsi tembaga digantikan dengan teflon. Bahkan saat ini ada canting batik elektrik yang pemanasnya langsung ke nyamplung canting, jadi tidak perlu di panaskan di dalam wajan.
Bentuk dan bagian-bagian canting batik:
Bagian-bagian Canting Batik
  1. Gagang terong, yaitu tangkai canting batik yang terletak pada bagian belakang untuk ditancapkan pada tangkai yang sebenarnya dan umumnya terbuat dari bambu.
  2. Nyamplungan, yaitu badan utama canting batik dan berbentuk oval agak pipih. Fungsinya untuk menciduk dari tempat cairan malam. Dinamakan nyamplungan karena bentuk dan besarnya menyerupai nyamplung yaitu nama buah-buahan.
  3. Carat/cucuk. Carat atau cucuk terletak pada bagian paling depan dan berbentuk seperti pipa melengkung. Fungsinya untuk jalan keluarnya cairan malam.
Sebagai alat untuk melukis batik, canting batik dibedakan menjadi beberapa macam, canting batik menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting batik menurut banyaknya cucuk atau carat.
1. Canting Batik Menurut Fungsinya
Canting Batik Rengreng
Canting batik ini mempunyai cucuk tunggal dan tidak terlalu besar, diameter 1-2.5 mm. Fungsinya untuk membuat pola pertama pada batik tulis atau terkenal dengan istilah merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada isian maupun tembokan atau pulasan pada kain.
Canting Batik Isen
Canting batik isen mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan, diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm.
2. Canting Batik Menurut Ukurannya
Canting Batik Cucuk Kecil
Adalah canting batik bercucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng.
Canting Batik Cucuk Sedang
Canting batik ini digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
Canting Batik Cucuk Besar
Digunakan untuk membuat pola-pola yang berukuran besar. Pola tersebut dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan. Tapi tidak semuanya pola diperlakukan seperti itu karena akan memakan waktu yang lebih lama untuk memilih pola yang akan diperbesar. Di daerah Trusmi, Cirebon canting batik ini digunakan untuk membuat tembokan atau pulasan pada kain, biasanya ujung cucuk ditambah dengan balutan kain sehingga diameter yang didapat lebih besar.
3. Canting Batik Menurut Banyaknya Cucuk atau Carat
Canting Batik Cecekan
Canting batik ini tergolong canting isen yang mempunyai carat tunggal. Fungsinya sebagai pembuat titik-titik isen atau isen lainnya seperti isen ukel, pada motif batik.
Canting Batik Loron
Diambil dari kata loro (dua dalam bahasa jawa), yang berarti canting batik ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap pada pola batik seperti batasan pada bogem.
Canting Batik Telon
Canting batik telon mempunyai cucuk tiga berbentuk segitiga sama sisi. Fungsinya untuk membuat pola isen yang berbentuk segitiga.
Canting Batik Prapatan
Bentuk canting batik prapatan cucuknya mempunyai empat buah dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting batik isen lainnya sebagai pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
Canting Batik Liman
Mempunayai cucuk lima dengan titik berbentuk lingkaran. Satu sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
Canting Batik Byok
Canting batik ini cucuknya berjumlah tujuh atau lebih biasanya jumlahnya ganjil. Fungsinya untuk membuat lingkaran
Canting Batik Galaran
Canting batik galaran atau renteng mempunyai mata cucuk yang berbaris dari atas kebawah, jumlahnya empat atau lebih, biasanya berjumlah genap.
Sumber : http://batikdan.blogspot.co.id/2011/08/canting-batik-macam-dan-kegunaannya.html